Polandia

Kirim uang dari Indonesia ke luar negeri yang paling worth it? Pakai Transfez aja!

Kalau kuliah di luar negeri, salah satu hal yang paling bisa relate adalah ngirim-ngirim uang. Gw saat ini kuliah di Polandia, negara yang mungkin tidak sepopuler negara-negara Eropa lainnya kayak Jerman, Prancis, Belanda, Inggris, dimana ada banyak banget orang Indonesia yang kuliah di sana.

Di tahun 2018 yang lalu, meskipun gw dapat beasiswa penuh di Polandia saat itu, beasiswanya tuh cair sekitar 1 bulan setelah gw sampai. Jadi gw harus punya pegangan uang buat hidup di 1 bulan pertama. Nah dulu tuh gw masih belum familiar dengan aplikasi penukaran mata uang, jadi masih nukar uang cash di money changer. Ditambah lagi mata uang Polandia itu ga terkenal, namanya Polish Złoty (PLN). Jadi gw dulu nukar uang dari Rupiah ke Euro, nah di Polandia tukar lagi uang Euro ke Złoty ini. Rugi banget sih kayak kena ratenya mahal banget.

Di Polandia juga akhir-akhir ini banyak banget yang kuliah tanpa beasiswa. Karena emang di Polandia ini biaya hidup dan pendidikannya terjangkau. Sering banget yang nanya gw atau di IG @mahasiswa.pl, biasanya emak-emak yang anaknya kuliah di Polandia, tentang cara ngirim uang bulanan buat anaknya, termasuk bayar-bayaran uang kuliah. Mereka tentu cari cara kirim uang yang paling terjangkau donk, tapi agak susah karena biasanya semakin banyak yang dikirim, biaya transfer kalo kirim dari bank makin tinggi juga.

Nah gw gamau semua masalah yang gw sebutin di atas terjadi lagi sih buat kalian yang mau kuliah di luar negeri. Sekarang, uda ada aplikasi Transfez namanya. Jadi aplikasi ini tuh cocok banget buat ngirim uang dari Indonesia ke luar negeri (sampai 50 negara!), termasuk yang mata uangnya kurang terkenal kayak Polish Złoty. Dengan begini, kita ga usah nukar uang 2 kali kayak yang gw lakukan dulu.

Yang kayak gini logonya

Sekilas tentang Transfez

Transfez ini ibarat aplikasi atau produk asli Indonesia yang dibuat oleh PT INDO KOALA REMITTANCE. Artinya kalau kalian pakai aplikasi ini, kalian mendukung produk-produk Indonesia loh! Aplikasinya kalian bisa download di Apple atau juga Android, jadi kalau mau kirim-kirim tinggal lewat hape aja ga perlu ke bank lagi. Websitenya pun juga ada kalau kalian lebih nyaman pakai laptop.

Keunggulan Transfez yang gw suka

Jujur, gw paling suka Transfez karena FLAT FEE alias mau kirim berapapun, fee nya dipukul rata. Pukul ratanya tergantung negara, mulai dari 45.000 rupiah, sampai misalnya ke Polandia itu 74.000 rupiah. Udah murah, aman pula, karena sudah dapat perizinan dari Bank Indonesia dan diawasi oleh PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan). Jadi ga usah khawatir lagi karena aplikasi ini uda terjamin dan dapat diandalkan deh pokoknya. Enaknya lagi, kalian tetep bisa kirim uang kapanpun dan dimanapun, termasuk pas weekend.

Cara kirim uang pakai Transfez (GRATIS 2 kali pengiriman pertama pakai kode referral MAHASISWAPL)

Gw dulu uda pernah nyoba kirim uang dari Indonesia ke Polandia. Kalian bisa tonton videonya di bawah ini:

Dari video di atas, kalian bisa ikutin tutorial yang gw tunjukin. Kalian pas daftar atau sign up, jangan lupa masukin kode referral MAHASISWAPL biar pengiriman kalian GRATIS (2 kali loh!). Jadi mau kirim berapa banyak juga, apalagi kalau orang tua mau kirim uang kuliahan, bisa lebih menguntungkan karena ga kena biaya transfer yang mahal. Kalian juga ga usah khawatir uangnya uda sampai tahap mana, karena di aplikasinya juga sudah ada trackingnya, jadi jelas dan transparan banget.

Buat kalian yang masih bingung atau mau nanya-nanya, bisa banget hubungi Costumer Servicenya Transfez di sini. Ada nomor What’s app nya juga jadi bisa chat langsung dengan CS nya tanpa ribet.

Oke deh, mungkin sekian dulu penjelasan gw tentang cara kirim uang. Semoga bisa bermanfaat buat kalian, terutama kalian yang mau kuliah di luar negeri, entah dengan beasiswa maupun tanpa beasiswa. See you!

Uncategorized

Follow me on Youtube MahasiswaPL

Halo semuanya! Mengingat banyak juga yang baca prosedur legalisir dokumen di post gw sebelumnya, gw dan Yolanda saat ini lebih aktif di Youtube dan media sosial lainnya:
a) Youtube: mahasiswaPL
b) Instagram: mahasiswa.pl
c) Facebook: mahasiswaPL

Di platform tersebut kami mencoba sharing tentang banyak hal mengenai studi di Polandia dan Eropa, dan berbagai macam guideline (termasuk guideline legalisir dokumen). Kalian boleh tanya-tanya di social media tersebut. Jangan lupa support dan subscribe channel Youtube mahasiswaPL dan follow social media kami agar kami lebih semangat lagi untuk sharing tentang ini semua.

See you there!

Beasiswa, Beasiswa S2, Ignacy Lukasiewicz, Polandia

Mengejar Mimpi dari Korea, Jepang, sampai Polandia Bersama-sama (Ignacy Lukasiewicz Scholarship Program)

Kalau ngomongin cita-cita, banyak banget yang ingin kita capai sejak kecil. Entah jadi astronot, dokter, pengusaha kaya, atau yang lainnya. Gw sendiri punya cita-cita yang berubah-ubah sejak gw kecil. Pas SD gw bercita-cita jadi pilot karena keren aja bisa terbang, tapi sayangnya gw harus berkacamata ketika gw menginjak bangku kelas 7. SMA pun gw ambil IPA, karena gw merasa lebih nyaman di sains dibandingkan ilmu sosial. In the end, gw pun memilih jurusan Teknologi Pangan sebagai jurusan gw kuliah di Surya University, dimana saat gw masuk tahun 2013, gw adalah angkatan pertama Surya University.

Saat gw kuliah, merasa nyaman belajar di bidang Teknologi Pangan ini. Gw suka kerja di laboratorium, jadi gw selalu apply lowongan asisten laboratorium saat gw kuliah, mulai dari semester 4 sampai semester 7. Mulai dari situ, gw merasa cita-cita gw adalah ingin menjadi scientist di bidang teknologi pangan. Kalau berbicara untuk menjadi scientist yang tokcer, sepertinya ga akan cukup dengan S1 saja. In my opinion, gw masih perlu mengasah ilmu gw lagi di bidang ini melalui master program di luar negeri tentunya dengan beasiswa karena ga mungkin gw minta uang orang tua lagi.

Itulah mengapa, melalui blog ini, gw mau cerita tentang bagaimana akhirnya gw bisa dapat beasiswa S2 di Polandia melalui beasiswa Ignacy Lukasiewicz 2018/2019. Gw ga menjalani dan mengejar mimpi ini sendirian. Gw punya partner atau bisa dibilang pacar haha, yang punya mimpi yang sama dengan gw, sama-sama mau jadi scientist. Initialnya YV (ya mungkin beberapa dari kalian sudah tau siapa YV itu). Sejak 2016 lalu kami bersama, banyak sekali hal positif yang bisa kami petik bareng-bareng.

monday_quote

Ada salah satu African Proverb yang menyebutkan: “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together”. So, I choose to go far, rather than go fast.

Perjalanan mendapatkan beasiswa ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Gw sangat percaya, banyak sekali anak muda yang memutuskan untuk mengambil S2 (apalagi di luar negeri) mengingat sudah banyak sekali lulusan S1 saat ini, which means, kita sebagai manusia mau punya hal yang lebih dari pesaing kita, salah satunya mengejar S2. Pernah gw lihat blog orang yang baru mendapat beasiswanya di percobaan pertama, ada juga yang percobaan ke-7, bahkan sampai percobaan ke-13 baru bisa dapat beasiswa S2. Gw dan YV baru dapat beasiswa di percobaan ke-5 dan membutuhkan waktu kurang lebih 1 tahun setelah lulus S1. Mungkin bukan apa-apa dibanding yang sudah gagal berpuluh-puluh kali. Tapi mungkin kalian mau baca cerita gw yang panjang ini, tapi mudah-mudahan menarik.

A. Sebelum mencoba apply beasiswa S2, cicip pengalaman riset di Thailand dulu (2016-2017)

Sejak gw dan YV bersama awal 2016 lalu (tahun ketiga kami di Surya University), kami memutuskan untuk coba ambil skripsi di luar negeri. Kami harus mendapat kepastian dimana penelitian skripsi akan dilaksanakan di awal Desember 2016, dan periode skripsinya Januari-Mei 2017. Paspor saat itu belum ada, tapi kami akhirnya memutuskan untuk membuat per Agustus 2016 meski belum ada kejelasan ke mana dan kapan kita bisa berangkat. Mantan kaprodi kami, Pak Agung, pernah menyebutkan bahwa kalau kita mau ke luar negeri, buat paspor aja dulu. Masalah berangkatnya kapan belakangan.

Sembari proses pembuatan paspor, kami memikirkan dimana tujuan kami mengambil skripsi, yang realistis. Surya University saat itu masih tergolong universitas baru, dan mungkin hubungan eksternal dengan institusi penelitian/pendidikan eksternal masih kalah jauh dibandingkan UI, ITB, atau IPB. Cuma kami sebagai mahasiswa yang optimis (eaaaa), kami tidak mau hal itu jadi batasan. So, kami memutuskan untuk memilih Thailand sebagai negara tujuan. Mengapa? Karena tentunya teknologi pangan di Thailand cukup menonjol khususnya di Asia Tenggara. Ditambah lagi biaya hidupnya yang kurang lebih atau bahkan lebih rendah dari Jakarta atau Tangerang tempat kami tinggal di Indonesia. Jadi kami ga muluk-muluk dapat full scholarship yang mau cover biaya riset dan akomodasi selama tinggal di Thailand. Kami pikir cukup scholarship yang mengcover biaya risetnya aja (riset mahal bro), biarlah biaya hidup kami sendiri yang tanggung. Dipikir-pikir mendingan kayak gitu daripada magang di Indonesia, uda bayar sendiri juga tapi peralatan laboratorium kurang memadai.

Mulailah kami mengontak beberapa profesor dari Kasetsart University, Prince of Songkla University, Chulalongkorn University, dan beberapa universitas lainnya. Kami bertanya apakah ada peluang magang riset untuk periode Januari-Mei 2017? Yang jawab, alias yang minat sama CV kami, hanya ada 1 profesor, beliau dari Kasetsart University. Apalah daya kami ini… Meski berminat, ternyata Kasetsart University perlu MOU (Memorandum of Understanding, semacam agreement antara kedua institusi), dan tentunya Surya University belum pernah membuat MOU dengan Kasetsart. Dengan waktu yang singkat, kami mencoba mendorong dekan dan pihak rektorat untuk membuat MOU. Namun ternyata tidak semudah itu, banyak sekali halangannya yang menyebabkan kesepakatan MOU tidak berjalan semestinya dan hilang tanpa ada kabar lebih lanjut.

Dikala stress belum dapat tempat magang skripsi, keajaiban Tuhan datang 2 bulan sebelum Desember 2016, yaitu Oktober. Ternyata, dosen Manajemen Industri Pangan kami, Pak Dion, sedang ada di Thailand saat itu, tepatnya di Prince of Songkla University (PSU). Beliau bersedia membantu kami untuk rapat dengan pihak PSU agar mahasiswa dari Surya University bisa mengadakan magang riset di sana selama 5 bulan. Yap, akhirnya sekitar November kami mendapat kepastian bahwa 10 orang mahasiswa Teknologi Pangan Surya University diperbolehkan magang riset di Faculty of Food Science and Technology, PSU, Hatyai, Thailand. Sesuai ekspektasi gw dan YV, biaya riset ditanggung 100%, hanya biaya hidup saja yang tidak ditanggung pihak PSU. Gw dan YV bekerja di bawah Prof. Soottawat Benjakul, yang pernah meraih penghargaan The Outstanding Scientist in Thailand 2011.  Kami meneliti tentang biodegradable packaging di sana. FYI, kami sebelumnya sudah pernah kontak beliau by email, cuma waktu itu ga dibalas hahaha.

This slideshow requires JavaScript.

Selain mendapat banyak teman dan keluarga baru di sana, pengalaman riset di Thailand ini menjadi batu loncatan buat gw dan YV mengejar mimpi kami menjadi scientist. Selama magang di Thailand, kami mulai mencari peluang beasiswa S2 di Korea Selatan. Namun kali ini harus full scholarship (mengcover tuition fee dan akomodasi)!

B. Percobaan 1 – Beasiswa University of Science and Technology (UST), Daejeon, Korea Selatan (Fall 2017)

Maret 2017, ketika kami masih menjalani skripsi di Thailand, kami mencoba apply master program di UST (intake Fall 2017). Setelah kami googling, ternyata Korea Selatan menarik juga di bidang teknologi pangannya, meskipun lebih mencolok IT nya. Gw tau beasiswa ini dari cici gw sendiri yang memang salah satu penerima beasiswanya di tahun 2015. Namun sayang, persiapan kami kurang matang saat itu. Kami sudah mencoba mencari profesor di sana namun tidak ada yang membalas. Di sisi lain, pengumuman TOEIC kami yang kami ambil di PSU baru keluar 2 hari setelah deadline aplikasi selesai. Meski sedikit telat, kami tetap mengirim ulang TOEIC kami ke pihak universitas sesaat pengumuman hasil TOEIC keluar. Selain itu, surat rekomendasi harus ada 2 dosen (bahkan harus bergelar profesor). Saat itu hanya surat dari wakil rektor kami, Pak Niki Prastomo, yang berhasil kami dapatkan tepat pada waktunya. Jadi kami hanya mengumpulkan 1 surat rekomendasi dari 2 yang disyaratkan. Pelajaran ini kami ambil untuk percobaan selanjutnya. Untuk hasil seleksinya, ga perlu ditanya lah ya? Tentu kami gagal karena belum siap.

Mencari profesor untuk S2 bisa menjadi kunci penting untuk memperlancar kita diterima di universitas tersebut. Selain itu, pengalaman organisasi dan volunteering juga penting untuk meningkatkan kalian diterima beasiswa, khususnya di luar negeri.

Setelah pengumuman gagal April 2017, gw dan YV pulang ke Indonesia di akhir Mei 2017 dengan membawa skripsi kami dari Thailand. Yap, kami harus sidang skripsi Juni-Juli 2017. Tentu kami akhirnya lulus hahaha. Setelah itu, kami tidak langsung memutuskan untuk bekerja, karena minat kami memang mau S2, menunggu pendaftaran baru  di bulan September 2017. Jadi kami saat itu apply jadi volunteer di beberapa event international, seperti World of Ghibli Jakarta 2017, Country Program Indonesia – Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program 2017, International Business Integrity Conference 2017. Puji Tuhan kami selalu keterima bareng di acara volunteering yang pakai seleksi ini hahahaha.

This slideshow requires JavaScript.

C. Percobaan 2 – Beasiswa University of Science and Technology, Daejeon, Korea Selatan (Spring 2018)

Sambil volunteering, kami mencoba lagi di percobaan kedua, dimana UST buka pendaftaran untuk periode Spring 2018 sejak kurang lebih September 2017. Kami sudah lebih siap dengan surat rekomendasi dari Pak Niki Prastomo dan Prof. Yohanes Surya, rektor kami. Dengan harap-harap cemas kali ini berhasil atau tidak, sedihnya kami gagal lagi saat pengumuman 16 Oktober 2017, tepat 2 hari setelah graduation ceremony perdana di Surya University. Dari sini kami pikir, kayaknya memang UST bukan jalan kami. Kami pun mencoba menunggu pendaftaran Korean Government Scholarship Program 2018 (KGSP 2018) yang dibuka Februari 2018 dan diprediksi akan berangkat ke Korea sekitar Agustus 2018 (kalau berhasil).

Mengingat kami akan menunggu cukup lama, tentu kami ga bisa bertahan hidup hanya dengan volunteering. Kami pun mencoba mencari pengalaman kerja di industri pangan. Setelah 2-3 bulan mencari pekerjaan, akhirnya pacar gw dapat kerja di industri pangan serbuk dan ditempatkan di departemen riset dan pengembangan pada bulan Desember 2017. Sementara gw baru dapat kerja Januari 2018 di bagian produksi di salah satu industri bakery.

D. Percobaan 3 – Beasiswa KGSP 2018 – Kyung Hee University, Korea Selatan (2018)

Fokus kami mulai terbelah-belah saat pendaftaran KGSP 2018 ini buka pada Februari 2018, mengingat harus bertanggung jawab dengan tugas kami di industri, dan juga harus fokus di aplikasi kali ini agar tidak gagal lagi. Beruntunglah ada teman cici gw, namanya Kak Sarah, salah satu penerima KGSP 2015 yang bersedia menjawab dan membimbing kami selama proses aplikasi berlangsung.

Bagi yang belum tau, KGSP ini dibagi menjadi 2 track pendaftaran: a) embassy track, b) university track. Lebih jelasnya coba googling aja kali ya apa bedanya. Intinya gw ama YV memilih university track karena kami sudah dapat calon profesor, Prof. Jong Whan Rhim, yang bersedia menerima kami berdua di lab beliau jika kami keterima KGSP. Mama gw saat itu mau ke Korea untuk menghadiri graduation ceremony cici gw di Daejeon. Sekalian kami titipkan berkas kami ke mama untuk diberikan kepada Prof. Rhim langsung!

IMG-20180219-WA0001
Mama gw uda ketemu Prof. Rhim dong, dan gw cuma bisa baper :”)

Hasil memang tidak mengkhianati usaha, dengan persiapan yang matang dan habis-habisan, secara ajaib gw dan YV lolos tahap 1 KGSP 2018. Lolos tahap 1 disini artinya di Kyung Hee University, hanya ada 20 orang yang keterima dari seluruh applicants yang daftar via university track-Kyung Hee University. Dari 20 itu, yang negaranya sama (sama-sama Indonesia misalnya) hanya maksimal 3 slot. Dan 2 slot dari 3 orang Indonesia di 20 peserta yang lolos itu, ada nyempil 1 pasangan ini hahaha. Such a blessing, meski belum keterima, namun kami senang bukan main, karena selangkah lagi kami bisa S2 di Korea!

Petaka datang pada 30 April 2018, dimana pengumuman tahap kedua KGSP maju lebih cepat 1 hari dari yang seharusnya. Yap, kami gagal di tahap ini dimana hanya ada 11 orang Indonesia yang diterima melalui university track (We’re sorry Prof. Rhim, we did our best!). Bisa jadi karena kami terlalu mirip (dari sisi background riset, pilihan universitas, dan asal universitas). Dari situ kami bener-bener down, nangis, galau karena kami kurang cocok dengan pekerjaan kami saat itu di industri dan di sisi lain ga dapet-dapet beasiswa S2nya. Gw inget 1 Mei 2018, hari buruh, gw kayak hampir ga makan sama skali karena galau maksimal. Juga YV yang stress mikir gimana kelanjutan hidup ini (eaaa).

E. Percobaan 4 dan 5 – MEXT 2018, Jepang, dan Ignacy Lukasiewicz 2018, Polandia

Beruntunglah ada YV yang memang secara mental dia lebih strong daripada gw. 1 Mei itu juga, YV langsung googling dan follow Instagram-instagram yang selalu posting tentang beasiswa, kayak EHEF, sahabat beasiswa, IND beasiswa, dll. Sesaat itu juga ternyata dalam waktu dekat ada 2 beasiswa yang bisa kami kejar karena menerima TOEIC: a) MEXT 2018, Jepang (Deadline 8 Mei 2018); b) Ignacy Lukasiewicz Scholarship, Polandia (Deadline 11 Mei 2018). Eropa mau terima TOEIC? Wow! Kami kejar saat itu juga pokoknya 2-2nya harus apply.

Untuk kemampuan bahasa Inggris, TOEIC lebih murah murah dan cenderung lebih mudah dibandingkan TOEFL iBT dan IELTS. Namun TOEIC hanya diterima di mayoritas Korea Selatan dan Jepang. TOEFL iBT dan IELTS lebih mahal dan sulit, namun diterima di hampir seluruh dunia.

Dengan malu-malu kami kembali ke kampus Surya University untuk meminta lagi surat rekomendasi dadakan dari Pak Niki Prastomo. Terbekatilah beliau karena selalu support kami berdua meskipun kami gagal berkali-kali. Selain itu kami juga harus medical check-up di rumah sakit untuk mendapatkan surat sehat sebagai syarat berkas beasiswa Ignacy Lukasiewicz. Gw ingat waktu itu gw baru pulang kerja malam skali dan paginya harus check up. Untung semuanya baik-baik saja walaupun teler banget.

Dengan jerih payah dan bermodalkan nekat serta berkas-berkas beasiswa yang gagal sebelumnya, akhirnya kami berhasil submit kedua aplikasi beasiswa tersebut tepat pada waktunya.

Gw lupa tepatnya kapan, kalau tidak salah akhir Mei atau awal Juni adalah pengumuman tahap 1 MEXT, dan pertengahan Juni adalah pengumuman tahap 1 Ignacy Lukasiewicz. Terus gw gagal lagi donk di MEXT, sementara YV lolos tahap 1 MEXT (I’m proud!). Untuk Ignacy, puji Tuhan kami berdua lolos tahap 1. Setelah YV tes tahap 2 MEXT, sayang sekali dia gagal. Jadi harapan kami sisa 1, yaitu Ignacy Lukasiewicz yang akan diumumkan siapa awardeenya pada tanggal 14 Agustus 2018.

Sambil berdoa terus menerus, kami menunggu tanggal itu datang. Kami juga memutuskan untuk mengambil TOEFL iBT tanggal 12 Agustus 2018, tepat 2 hari sebelum pengumuman final Ignacy, biar kami bisa apply ke banyak negara apabila kami gagal lagi Ignacy Lukasiewicznya.

Tanggal 14 Agustus 2018 pun datang. Gw ingat saat itu hari Selasa. Gw pas kebagian shift malam produksi. Jadi di pabrik, tepat jam 21.00 WIB (atau jam 16.00 waktu Polandia) pengumuman itu keluar. NOMOR PENDAFTARAN GW DAN PACAR GW ADA DI POSITIVE LIST!!!! Gw ingat nomor gw 223 dan YV 211. Gw ga peduli lagi di pabrik saat itu ada siapa, dan gw teriak sampe orang-orang kaget hahaha.. Kami berdua benar-benar ga percaya kami bisa berangkat bareng ke Polandia untuk S2. Ternyata bukan Asia – Korea atau Jepang, melainkan Eropa – Polandia yang memberikan kami kesempatan!

Capture

Capture2
Dari sini uda tau lah ya jadi YV itu siapa haha

F. Final words

Setelah pengumuman beasiswa itu, kami berdua pun mengundurkan diri baik-baik dari tempat kami bekerja. Puji Tuhan, mereka pun mendukung kami dan menerima alasan pengunduran diri kami yang terkesan sangat mendadak. Kami pun fokus untuk melengkapi berkas visa dan juga legalisasi dokumen karena per tanggal 1 Oktober 2018, perkuliahan sudah dimulai, which means 1,5 bulan saja waktu kami mempersiapkan ini semua.

Semua pun dilancarkan sampai akhirnya kami sampai di Lodz, Polandia, tempat kami belajar Bahasa Polandia dulu 1 tahun sebelum nanti Master Program di tahun 2019.

Inilah cerita gw dan pacar gw mendapatkan beasiswa di Polandia. Tentu ada banyak sekali pihak yang mendukung kami, ada juga yang ragu apakah kami bisa atau tidak berangkat bersama, ada juga yang tidak peduli haha. Namun gw pribadi berterima kasih kepada mereka semua karena secara tidak langsung memicu semangat kami berdua agar bisa berangkat bersama mengejar impian kami bersama-sama. Mohon doanya juga agar kami bisa menjalankan pendidikan kami di Polandia ini dengan baik.

DSC_0607
Indonesian Ignacy Lukasiewicz 2018 Awardees

Ingat, tentukan cita-cita kalian dulu sebelum mengambil S2. Apabila memang perlu, ambillah S2. Apabila tidak perlu, lebih baik mencari pengalaman kerja. S2 bukanlah jalan-jalan, bukan senang-senang, melainkan belajar. Jangan sampai memilih S2 hanya karena mau menghindari dunia kerja, ya! Dan juga selalu ingat Tuhan, tanpa bantuanNya, kita tidak akan bisa. Percayalah, Tuhan selalu memberikan kita jalan yang tepat, mungkin ga sesuai dengan yang kita inginkan, tapi rencanaNya akan selalu lebih baik dari yang kita bayangkan.

WAW inaugural71218_181215_0074
Inauguration Ceremony Ignacy Lukasiewicz 2018

So, choose wisely, your future is in your own hand. Sekian dari gw, terima kasih dan semoga bermanfaat 😊

Ignacy Lukasiewicz, Kedubes, Kemenkumham, Kemenlu, Legalisir, Polandia

Cara Legalisir Dokumen di Kemenkumham (AHU), Kemenlu, dan Kedutaan Besar Polandia (Beasiswa Ignacy Lukasiewicz)

Edit: gw agak jarang buka comment blog. Jika emang mau tanya-tanya bisa contact DM IG gw dan Yolanda: @mahasiswa.pl, thank you. Anyway ada versi videonya juga by mahasiswaPL (bantu subscribe ya hehe) bisa di cek di sini

Hari ini gw mau sharing mengenai pengalaman gw dalam legalisir dokumen di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Gw melakukan legalisir dokumen ini untuk keperluan pendidikan. Jadi, setelah mencoba beberapa beasiswa, akhirnya gw diterima salah satu beasiswa master dari pemerintah Polandia, yaitu Ignacy Lukasiewicz Scholarship Programme. Untuk cerita suka duka gw sampai mendapatkan beasiswa ini akan gw ceritakan di blog selanjutnya ya (atau klik di sini). Di sini gw akan menjelaskan proses legalisir dokumen pentingnya saja mengingat hanya ada waktu singkat untuk menyiapkan ini semua sebelum berangkat ke Polandia. Mungkin sudah banyak sekali panduan-panduan mengenai legalisir ini, namun tetap selalu merasa kurang lengkap dan selalu timbul banyak pertanyaan dalam diri gw sebagai pembaca awam saat itu. Oleh sebab itu gw mau menulis ini, yang tentunya juga ada update-update terbaru mengenai proses legalisirnya. Gw harap gw bisa menyampaikannya sangat-sangat detail, tidak hanya di kulitnya, tapi sampai ke daging, bahkan biji-biji nya LOL.

Ketika kandidat dinyatakan diterima beasiswa Ignacy Lukasiewicz (dan juga beasiswa luar negeri lainnya pada umumnya), dokumen-dokumen pendidikan dan kependudukan seperti ijazah, transkrip nilai, dan akta kelahiran harus dilegalisir di kedutaan besar Polandia di Indonesia (Jakarta) sebelum diserahkan kepada kampus/universitas Polandia dimana kita akan melanjutkan studi. Sebelum legalisir di kedutaan besar, dokumen wajib dilegalisir terlebih dahulu, dimulai dari Kemenkumham, dilanjutkan dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan terakhir Kedutaan Besar Polandia (atau kedutaan besar negara bersangkutan). Gw akan menjelaskan tahap demi tahap sesuai dengan yang gw alami.

A. Persiapan dokumen sebelum ke Kemenkumham (Administrasi Hukum Umum – AHU): Menerjemahkan dokumen, cap notaris

Sebelum ke Kemenkumham, hal yang harus dilakukan adalah menerjemahkan dokumen. Dokumen yang perlu diterjemahkan dan akan dilegalisir adalah ijazah SMA, ijazah S1, transkrip nilai S1, dan akta kelahiran. Jadi pihak universitas di luar negeri tentu membutuhkan dokumen dalam bahasa Inggris. Jika dokumen yang kita peroleh di Indonesia berupa bahasa Indonesia, maka perlu sekali untuk diterjemahkan ke bahasa Inggris. Gw sudah punya akta kelahiran yang sudah diterjemahkan sebelumnya (tahun 2017, untuk apply beasiswa juga waktu itu ke Korea, tapi akhirnya gagal), sementara transkrip nilai S1 dan ijazah S1 gw sudah bilingual, alias sudah berbahasa Indonesia sekaligus Inggris dari kampus gw. Jadi gw hanya perlu untuk menerjemahkan ijazah SMA gw yang masih berbahasa Indonesia.

Untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris, tentu tidak bisa sembarangan atau diterjemahkan sendiri oleh kita sebagai orang awam. Ada yang disebut penerjemah tersumpah (sworn translator). Harga yang ditawarkan per halaman per dokumennya bervariasi. Ada yang bisa mencapai lebih dari Rp 100.000, ada juga yang murah yaitu Rp 35.000, tergantung bagaimana pintarnya kita dalam googling dan mencarinya. Setahun yang lalu, di tahun 2017, gw pernah menerjemahkan akta kelahiran gw di salah satu sworn translator yang harganya Rp 75.000/halaman dokumen. Seiring berjalannya waktu dan saking seringnya apply beasiswa, network pun bertambah, sehingga ada salah satu applicant beasiswa Ignacy Lukasiewicz yang menyarankan untuk translate di sworn translator bernama Anang Fahkcrudin, yang harganya hanya Rp. 35.000 per halaman. Mungkin muncul pertanyaan, “lalu apakah ada perbedaan kualitas antara sworn translator yang harganya mahal dan murah?”. Jawaban gw adalah tidak ada perbedaan, yang terpenting adalah kita perlu memastikan apakah sworn translator yang kita pilih benar-benar terdaftar resmi atau tidak (selengkapnya baca blog ini sampai selesai).

Proses menerjemahkan dokumennya cukup mudah, kita hanya perlu email beliau hasil scan dari dokumen yang ingin kita terjemahkan. Kemudian beliau akan merincikan biayanya, dan estimasi selesai dalam waktu kurang lebih 3 hari. Sebelum ditandatangani dan dicap beliau, akan dikirimkan hasil terjemahan ke email kita untuk klarifikasi kalau tidak ada kesalahan penulisan. Apabila kita sudah cek dan benar, kita lakukan pembayaran melalui transfer, dan beliau akan menandatangi dan cap basah dokumen terjemahan tersebut. Hasil hard-copy akan dikirimkan melalui kurir, misalnya TIKI, yang ongkirnya kita tanggung sendiri, atau bisa juga kita datang ke kantornya. Berikut adalah informasi dari sworn translatorAnang Fahkcrudin:

Anang Fahkcrudin
Jalan Kalibata Timur Raya No. 12
JAKARTA SELATAN 12740
Tel: 79198415
Mobile: 0812 909 2306
E-mail: anangf@gmail.com
Harga: Rp 35.000,- / halaman dokumen (update Agustus 2018)
Sumber: https://indonesia.embassy.gov.au/files/jakt/List_of_translators-2019.pdf

*notes: perhatikan juga, karena ada beberapa kedubes yang hanya mau menerima dokumen hasil terjemahan dari sworn translator yang terdaftar di website kedubes terkait. Untuk Polandia, sejauh ini tidak ada, jadi gw bisa pakai jasa dari Pak Anang ini.

Berikut adalah contoh hasil terjemahan ijazah SMA gw oleh Pak Anang Fahkcrudin (depan-belakang, total Rp 70.000 + ongkir tergantung alamat kalian):

Apabila sudah diterjemahkan, ada 2 opsi yang bisa kalian pilih sebelum legalisir di Kemenkumham:

  1. Hard-copy hasil terjemahan dari sworn translator (cap basah, bukan fotokopian), langsung dilegalisir di Kemenkumham/AHU
  2. Hard-copy hasil terjemahan dari sworn translator difotokopi terlebih dahulu. Kemudian hasil fotokopinya dicap basah notaris. Setelah dicap basah notaris, baru dilanjutkan dengan legalisir di Kemenkumham/AHU

Karena hasil terjemahan dokumen gw ingin gw abadikan/simpan, maka sudah terlanjur dilaminating. Alhasil gw memilih opsi kedua, yaitu gw fotokopi, dan hasil fotokopiannya gw minta cap dari notaris terdekat yang menyatakan bahwa dokumen tersebut sesuai dengan aslinya.

Harga cap legalisir dari notaris juga bermacam-macam. Ada yang mencapai Rp 150.000/ dokumen, ada juga yang hanya Rp 10.000/dokumen. Apakah ada bedanya antara notaris mahal dan murah? Gw rasa ga ada, selama mereka terdaftar resmi di Kemenkumham (cek di legalisasi.ahu.go.id) , maka mereka memang notaris resmi yang diakui negara. Prosesnya cukup janjian dengan notaris, lalu bawa dokumen asli baik bahasa Indonesia maupun hasil terjemahan Inggrisnya, serta fotokopiannya yang ingin dilegalisir (notaris juga terkadang menyediakan jasa fotokopi). Karena gw punya kenalan notaris di Alam Sutera, gw dikasih diskon harga yang awalnya Rp 15.000/dokumen, menjadi Rp 10.000/dokumen. Nama notarisnya adalah Charles Hermawan, SH. Di sini gw legalisir 4 dokumen:
1. fotokopi akta kelahiran yang sudah diterjemahkan in English oleh sworn translator
2. fotokopi ijazah SMA (depan-belakang) yang sudah diterjemahkan in English oleh sworn translator
3. fotokopi ijazah S1 terbitan kampus (karena sudah bilingual Indonesian-English)
4. fotokopi transkrip nilai S1 terbitan kampus (karena sudah bilingual Indonesian-English)

notarisDi Pak Charles ini, ada cap legalisir dalam bahasa Inggris juga. Jadi sangat berguna untuk calon mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri. Berikut adalah salah satu contoh hasil legalisirnya:

notaris ijazah

Notes: Dari 4 dokumen yang gw legalisir di notaris, gw lampirkan contoh yang ijazah ya. Di contoh legalisir ijazah di atas, gw menambahkan legalisir dari kampus gw (yang cap biru) dengan tujuan memperkuat saja. Kalau tanpa cap legalisir kampus pun masih sah di mata kemenkumham selama dicap oleh notaris yang terdaftar di Kemenkumham. Jadi cap kampus ini optional. Sekali lagi, mumpung masih sempat ke kampus, jadi minta cap kampus sekalian.

B. Legalisir di Kemenkumham (AHU)

Berdasarkan pengalaman kakak-kakak senior penerima beasiswa Ignacy Lukasiewicz, di tahun-tahun sebelumnya (lama), dibutuhkan dokumen untuk legalisir di Kemenkumham berupa:

– dokumen yang sudah ditranslate beserta fotokopiannya
– dokumen asli
– materai 6 ribu sejumlah dokumen yang akan dilegalisir
– fotokopi KTP
– map warna biru
– surat kuasa (jika dititipkan ke orang lain)
– uang Rp 25.000/dokumen

Namun untuk yang baru (per Agustus 2018), dokumen yang perlu dipersiapkan untuk legalisir di Kemenkumham adalah:

– dokumen yang sudah ditranslate, beserta fotokopian yang harus sudah di cap basah oleh sworn translator atau notaris atau pejabat kampus yang terdaftar di Kemenkumham (akan dibahas lebih lanjut nanti)
– dokumen asli
– KTP asli untuk diperiksa saat masuk gedung Kemenkumham
– map
– uang Rp 25.000/dokumen

Jadi perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah untuk saat ini tidak lagi diperlukan materai karena sudah pakai sticker resmi dari Kemenkumham. Selain itu, KTP dibutuhkan yang asli karena akan discan oleh petugas sebelum ambil nomor antrian. Map juga tidak harus warna biru, gw bawa map kuning aja diterima. Saat itu juga gw membawakan punya pacar gw untuk legalisir, namun surat kuasanya ternyata tidak perlu ditunjukkan sama skali. Dan lebih uniknya lagi, dokumen asli pun tidak diminta di loket untuk ditunjukkan -_-. Tapi saran gw tetap bawa aja buat jaga-jaga kalo diminta.

Okay, untuk prosesnya, setelah mempersiapkan dokumen di atas, kalian tidak bisa langsung ke kantor Kemenkumham. Kalian harus daftar dulu online di legalisasi.ahu.go.id dan upload semua dokumen yang sudah dipersiapkan tersebut (yang sudah di cap notaris/sworn translator/pejabat kampus). Di website tersebut ada panduan detailnya bagaimana cara upload dan sebagainya, atau kalian download saja di sini Panduan Legalisasi Kemenkumham-AHU Online silakan kalian buka dan baca lebih lanjut ya.

Kemenkumham hanya menerima legalisir apabila dokumen tersebut dicap oleh pejabat yang sudah terdaftar di database mereka (cek di legalisasi.ahu.go.id, atau lihat gambar di bawah). Pejabat yang dimaksud apa saja? Jadi pejabat yang dimaksud adalah Notaris atau Sworn Translator atau pejabat lainnya (misal pejabat kampus, khususnya universitas negeri). Intinya adalah selama dokumen yang kalian upload tersebut ditandatangani langsung oleh pejabat di atas, maka akan diterima oleh Kemenkumham.

cek pejabat

Contoh kasus:

  1. Ijazah gw bilingual (Indonesian-English) yang merupakan terbitan langsung dari kampus dan tidak bisa diterbitkan ulang. Jadi harus difotokopi dan dilegalisir cap basah oleh notaris, karena pejabat di kampus gw ga ada yang terdaftar di Kemenkumham. Nah, notaris gw, Pak Charles Hermawan, SH, sudah terdaftar di database Kemenkumham, jadi punya gw sah apabila sudah ditandatangani beliau.
  2. Sebuah ijazah yang aslinya bahasa Indonesia. Namun kampus bisa diminta request untuk menerbitkan ulang versi Englishnya. Ketika hasil terjemahan kampus sudah keluar, kalian perlu perhatikan apakah dokumen tersebut ditandatangani oleh rektor/pejabat kampus yang terdaftar di Kemenkumham? Jika ya (pejabat kampus yang menandatangi sudah terdaftar di Kemenkumham), maka sah dan boleh upload ke website Kemenkumham. Jika tidak, maka kalian harus legalisir ke notaris yang terdaftar dulu, baik fotokopiannya atau hasil terbitan kampus asli yang English itu (pastikan bisa diterbitkan ulang ya oleh kampus yang versi Englishnya, kalo ga bisa, mending fotokopi aja).
  3. Sebuah ijazah yang aslinya bahasa Indonesia. Kampus tidak bisa menerbitkan yang bahasa Inggris. Yang harus kalian lakukan adalah ke sworn translator yang terdaftar di Kemenkumham untuk diterjemahkan menjadi English. Lalu, apabila sudah diterbitkan versi Englishnya oleh sworn translator tersebut, kalian bisa langsung upload ke website Kemenkumham, atau bisa juga difotokopi seperti yang gw lakukan (karena yang versi Englishnya mau gw simpan dan laminating), namun fotokopiannya harus legalisir ke notaris dulu minta cap basah dan tanda tangan, baru diupload ke website Kemenkumham.

Ketika kalian sudah upload, maka dalam waktu 1-2 hari akan dikabarkan melalui website tersebut apakah diterima atau tidak permohonan legalisir yang kalian ajukan. Jika gagal, akan diberitahu melalui notifikasi mengenai kesalahannya dan akan diminta untuk ajukan permohonan baru (misal: nama notaris tidak terdaftar, solusi: cari notaris yang terdaftar, lalu upload kembali di pengajuan yang baru). Jika berhasil, maka akan muncul kode voucher yang harus dibayarkan (Rp 25.000 per dokumen) dalam jangka waktu 7 hari. Berikut adalah contoh vouchernya:

voucher ahu

Ada beberapa pilihan untuk melakukan pembayaran ini:

  1. Bayar melalui transfer/e-banking/m-banking dari bank BNI
  2. Bayar melalui transfer/e-banking/m-banking dari bank BJB
  3. Bayar melalui teller BNI/BJB yang disediakan di gedung Kemenkumham (Gedung CIK’S) dengan membawa/mencatat kode voucher yang ingin dibayarkan.

Karena gw tidak punya rekening bank BNI atau BJB, gw putuskan untuk mengambil pilihan 3, alias datang ke gedung Kemenkumham dan bayar cash di teller BNI (praktis dan ga ribet, serta ga kena biaya transfer antar bank HAHAHA), dan dilanjutkan dengan proses legalisir.

Jadi pas gw dapat voucher, besoknya langsung meluncur ke Kemenkumham:

Alamat: Gedung CIK’S, Jl. Cikini Raya No.84-86, RT.14/RW.5, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330, Indonesia
Hari Kerja dan Jam Kerja: Senin-Jumat, 08.00-15.00 WIB
Transportasi: Kalo gw dari BSD/Stasiun Rawa Buntu naik kereta sampai Stasiun Tanah Abang, dilanjutkan dengan Grab bike (kurang lebih Grabnya Rp 9.000).

Sesampainya di lokasi, akan dilakukan scan KTP serta pengambilan nomor antrian. Saat itu gw menjelaskan sedikit ke petugas kalau gw belum bayar, jadi diarahkan ke teller bank dulu. Sesampainya di teller bank BNI, gw tinggal kasih 4 kode voucher (untuk ijazah SMA, ijazah S1, transkrip nilai S1, dan akta lahir yang semuanya sudah in English) yang ingin gw bayarkan. Hanya butuh waktu sekitar 5 menit, dan teller bank akan memanggil nama gw, dan akan diberikan bukti pembayaran. Ada bukti pembayaran yang perlu kita berikan ke petugas Kemenkumham (gw lupa warna pink/biru; bagi yang bayar via e-banking, dsb, jangan lupa bawa bukti pembayarannya untuk diberikan ke petugas), dan juga bukti pembayaran untuk kita (warna kuning). Bukti pembayaran yang untuk Kemenkumham langsung saja kita berikan ke petugas Kemenkumham di loket 1 atau 2. Uniknya, gw ga perlu kasih dokumen yang ingin dilegalisir begitu pula dengan nunjukin aslinya (entah petugasnya sudah percaya aja ama keasliannya atau memang tidak berurusan dengan isi dari dokumen). Jadi gw tinggal menunggu nama dipanggil untuk mengambil sticker.

This slideshow requires JavaScript.

Ketika sticker sudah terbit, kita tinggal tempelkan sendiri di sisi kosong dokumen (alias fotokopian yang udah diterjemahkan in English, dan sudah dicap notaris), sebisa mungkin di sisi belakang pojok kiri atas . Pastikan nama notarisnya serta jenis dokumen yang tertera pada sticker (ijazah dan transkrip = dokumen pendidikan, akta lahir = dokumen kependudukan) sesuai dengan dokumennya. Jadi stickernya ini nomornya ga ditentukan kalau nomor A harus dokumen A. Selama sticker dengan nama pejabat (misal notaris) dan jenis dokumennya sesuai dengan dokumen yang ingin dilegalisir, tempel saja. Gw sempat kebingungan karena gw ada 3 dokumen pendidikan yang nama notarisnya sama semua, tapi nomor stickernya beda. Nah kata petugasnya, silakan tempel aja. Nomor di stickernya tidak pengaruh, yang penting nama pejabat dan jenis dokumennya sesuai. Contoh stickernya bisa dilihat di slideshow atas ya.

C. Legalisir di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)

Setelah legalisir Kemenkumham, maka akan dilanjutkan dengan legalisir di Kemenlu. Sebelumnya, silakan download panduannya di Manual Legalisasi Online – KEMENLU. Jadi untuk legalisir di Kemenlu, harus daftar via Android karena aplikasi daftar Kemenlu nya ada di Play Store, silakan teman-teman baca dulu manual di atas untuk mengetahui aplikasi mana yang digunakan dan proses pengajuannya secara lengkap.

Untuk menghemat waktu, setelah dokumen ditempelkan sticker legalisir AHU/Kemenkumham, silakan upload sisi depan-belakang dokumen, dan yang terpenting foto zoom sticker legalisir Kemenkumhamnya. Setelah berhasil diupload, tunggu beberapa menit (pada jam kerja ya) dan akan muncul approvalnya. Jika gagal, berarti ada kesalahan, akan diberitahu kesalahannya dimana melalui aplikasi. Segera perbaiki dan upload ulang. Jika diterima, kalian akan menerima notifikasi mengenai jumlah yang harus dibayarkan disertai nomor rekening Kemenlu, dan kalian tinggal melakukan pembayaran melalui bank BRI (biaya Rp 25.000/dokumen). Gw sempat problem dengan BCA untuk transfer ke BRI (gagal terus gatau kenapa), pas telpon Kemenkumham disarankan untuk bayar via teller bank BRI terdekat saja. Tapi pacar gw pakai BNI berhasil, jadi jangan panik juga kalau gagal terus. Lakukan pembayaran secepatnya (kalau bisa masih dalam jam 16.00 WIB), dan tunggu konfirmasi dari aplikasi tersebut. Kalau pembayaran sudah diterima, kalian akan menerima notifikasi bahwa sticker legalisir Kemenlu bisa diambil besok pada jam sekian. Silakan kalian datang ke Kementerian Luar Negeri dan bawa dokumen yang diperlukan. Dokumen yang diperlukan adalah:

– dokumen yang sudah dilegalisir oleh Kemenkumham
– dokumen asli (gw sarankan bawa saja, walau kenyataannya tidak dibutuhkan)
– KTP asli untuk ditunjukkan ke satpam
– map (ada yang bilang harus kuning, tapi ada yang ga kuning waktu itu tetap diterima)
– surat kuasa (jika dititipkan ke orang lain), namun kenyataannya tidak ditunjukkan juga.
– Notifikasi dari aplikasi yang menyatakan kalau pembayaran sudah berhasil

Untuk jam buka legalisir Kemenlu dapat dilihat di slideshow ya:

This slideshow requires JavaScript.

Sesampainya di Kemenlu, silakan tunjukkan KTP dan jelaskan maksud tujuan kedatangan kita ke satpam. Satpam akan memberikan nomor antrian untuk legalisir. Kita tinggal menunggu, dan apabila sudah dipanggil, silakan menuju loket 4 untuk memberikan dokumen yang ingin dilegalisir (alias dokumen yang sudah di legalisir sampai di Kemenkumham). Setelah kurang lebih 15 menit, dokumen kita akan diberikan kembali oleh petugas, dan stickernya sudah ditempelkan oleh petugas. Berikut adalah contoh dokumen ijazah SMA yang sudah dilegalisir Kemenkumham dan Kemenlu:

D. Legalisir di Kedutaan Besar Polandia

Setelah legalisir di Kemenlu, barulah kita bisa legalisir di Kedutaan Besar Polandia (atau kedutaan besar lainnya, tergantung negara tujuan studi kalian). Prosesnya sederhana, cukup datang ke bagian konsuler di Kedutaan Besar Polandia di Jakarta:

Alamat: Jl. HR Rasuna Said Kav X Blok IV No. 3 Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Jam Layanan: Selasa (12.00-15.00 WIB), Kamis dan Jumat (09.00-12.00 WIB)
Transportasi: Busway terdekat adalah Patra Kuningan.

This slideshow requires JavaScript.

Dokumen yang perlu dipersiapkan adalah
– dokumen yang sudah dilegalisir hingga tahap Kemenlu
– dokumen asli (bawa aja jaga-jaga, walau nyatanya ga perlu)
– fotokopi identitas (KTP/Paspor)
– surat kuasa (jika dititipkan ke orang lain), walau nyatanya tidak ditunjukkan juga ke petugas
– Biaya Rp 480.000/dokumen (khusus penerima beasiswa Ignacy Lukasiewicz, dapat diskon 50% jadi Rp 240.000/dokumen dengan memberikan surat permohonan diskon).

Proses legalisir berlangsung selama beberapa hari, tunggu ditelpon oleh pihak kedubes (atau kita telepon sendiri ke kedubesnya di nomor +62 21 2525938 untuk memastikan apakah sudah selesai apa belum legalisirnya. Tidak ada tanda terima saat gw mengajukan permohonan legalisir tersebut. Punya gw selesai dalam 7 hari kerja. Berikut adalah salah satu contoh hasil legalisir Kedubes Polandia (dokumen ijazah S1) di Jakarta:

This slideshow requires JavaScript.

Dengan demikian, dalam 1 dokumen, terdapat cap basah legalisir dari kampus (optional), cap basah dari notaris, sticker legalisir Kemenkumham, sticker legalisir Kemenlu, dan cap basah Kedutaan Besar.

Sekian informasi yang bisa gw berikan, nantikan postingan blog-blog gw selanjutnya ya. Semoga bermanfaat!!! 🙂

Food Culture

Potensi Sangga Buwana sebagai Makanan Siap Saji yang Sehat

Salam food explorer!

Tim saya (Marcellus Arnold, Rio Lawandra, Yolanda Victoria Rajagukguk, Tri Oktaviani, Emely) per tanggal 9 Desember 2016 lalu telah mengajukan manuskrip artikel jurnal kami yang berjudul POTENSI “SANGGA BUWANA”, MAKANAN ASLI PENINGGALAN KERATON YOGYAKARTA, SEBAGAI MAKANAN SIAP SAJI YANG SEHAT ke Jurnal Nutri Sains: Jurnal Ilmiah Gizi, Pangan, dan Aplikasinya.

capture-bukti-nutri-sains
Pengajuan manuskrip jurnal ke Jurnal Nutri-Sains (9 Desember 2016)

Jurnal Nutri-Sains merupakan jurnal penelitian ilmiah mengenai gizi, pangan, dan aplikasinya yang dipublikasikan oleh Program Studi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Ruang lingkup dan menjadi fokus jurnal ini adalah gizi terkait dengan aspek biokimia, gizi klinik, gizi masyarakat, pangan fungsional, aspek kehalalan pangan, dan sosial ekonomi serta regulasi dan informasi gizi dan pangan. Akses ke Jurnal Nutri-Sains dapat melalui website: http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nutri-Sains/index.

Berikut adalah abstrak dari hasil penelitian atau studi literatur kami:

ABSTRAK

Sangga Buwana merupakan makanan hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya Eropa dan Asia yang hadir di Keraton Yogyakarta sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Makanan ini merupakan simbol pengakuan manusia atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Komposisi bahan makanan penyusun dan cara penyajian Sangga Buwana cenderung mirip dengan burger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Sangga Buwana sebagai makanan cepat saji yang lebih sehat dari burger. Selain itu, dalam penelitian ini juga diteliti potensi pemanfaatan pangan lokal berupa tepung sukun (Artocorpus altilis) sebagai substitusi bahan baku tepung terigu sebagai bahan penyusun kue sus. Penelitian dilakukan lewat studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sangga Buwana berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai makanan cepat saji yang sehat karena kaya serat, tinggi mineral, dan lebih rendah lemak daripada tepung terigu. Tepung sukun juga bisa mensubsitusi secara parsial peran tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan kue sus.

Kata kunci: Keraton Yogyakarta, Sangga Buwana, Tepung Sukun

=====================================================

Pada tanggal 19 Desember 2016 lalu, surat resmi yang menunjukkan bahwa manuskrip kami sedang diperiksa oleh tim editor/redaksi dikirimkan melalui email. Berikut contoh suratnya:

captureassad
Surat penerimaan naskah artikel ketim redaksi Jurnal Nutri-Sains (akan diproses lebih lanjut oleh tim redaksi)

Proses selanjutnya adalah menunggu koreksi atau saran dari pihak editor kepada tim saya untuk melakukan perbaikan. Demikian informasi dari saya, apabila teman-teman ingin apply manuskrip teman-teman mengenai gizi juga bisa diajukan di Jurnal Nutri-Sains ini.

Terima kasih,

Salam food explorer!

Food Culture

Sangga Buwana Juara Terbaik Lomba Submit Data #NusaKuliner, Sobat Budaya

Salam food explorer! Ada berita baik nih!

Masih ingat dengan lomba submit data #NusaKuliner?? Lomba mengenai cerita dibalik makanan tradisional, di mana tim saya memilih untuk mengikuti lomba tersebut dengan cerita makanan tradisional Sangga Buwana, kue sus kesukaan Sri Sultan Hamengkubuwana 8, dari Yogyakarta.

Yap puji Tuhan, tim saya akhirnya meraih juara terbaik lomba submit data. Berikut adalah pengumuman yang diumumkan oleh Instagram @sobatbudaya

captureaaaa

Senang rasanya bisa turut melestarikan dan memperkenalkan makanan tradisional Yogyakarta, Sangga Buwana ini kepada teman-teman di seluruh nusantara ini. Jika teman-teman ingin membaca hasil tulisan kami, teman-teman bisa membuka link berikut ini: Link Sangga Buwana-Lomba Sobat Budaya

Teman-teman yang ingin ikut serta sharing mengenai makanan tradisional Indonesia, bisa juga submit data budaya di budaya-indonesia.org. Yuk kita lestarikan budaya Indonesia bersama-sama agar tidak direbut oleh negara lain 🙂

Salam food explorer!

Uncategorized

Cara Membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) di Jakarta untuk Keperluan Visa, Beserta Tips and Trick dan Proses Pembuatan Kartu Rumus Sidik Jari

Saya akan share pengalaman saya dalam membuatPolice Record, atau SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), atau yang dulu dikenal dengan Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB). SKCK ini menunjukkan bahwa anda tidak pernah melakukan tindakan kriminal selama anda hidup. Saya membuat SKCK ini pada bulan Desember 2016 untuk memenuhi salah satu syarat berkas dalam membuat visa studi ke Thailand Januari-Mei 2017. 

Saya akan menjelaskan kondisi saya terlebih dahulu. Saya adalah Warga Negara Indonesia, memiliki KTP Tangerang Selatan, dan untuk membuat SKCK untuk visa, pengumpulan berkas dilakukan di Mabes Polri Jakarta (bukan di Polda Metro Jakarta). Bagi anda yang belum begitu paham tentang istilah mengenai kantor polisi, saya akan jelaskan sekilas.

a) Polsek = Kantor Polisi tingkat kecamatan
b) Polres = Kantor Polisi tingkat kabupaten/kota
c) Polda = Kantor Polisi tingkat provinsi atau daerah
d) Mabes Polri = Kantor Polisi tingkat nasional

Khusus untuk membuat SKCK khusus untuk visa, pengumpulan berkas harus dilakukan di Mabes Polri, dalam kasus saya yang tinggal di Tangerang Selatan, saya buat di Mabes Polri yang ada di Jakarta ( Jl. Trunojoyo No. 3, Selong, Kebayoran Baru, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110). Berkas yang diperlukan antara lain:
a) Pengabilan Rumus Sidik Jari  dari Kepolisian Setempat (akan saya bahas lebih dalam di blog ini)
b) Fotokopi Paspor (1 lembar)
c) Fotokopi KTP (1 lembar)
d) Fotokopi KK (1 lembar)
e) Fotokopi Akta Lahir (1 lembar) atau Ijazah Terakhir (waktu itu saya menggunakan fotokopi akta lahir, sementara fotokopi ijazah tidak saya bawa, jadi pilih salah satu saja)
f) Pas Foto ukuran 4 cm x 6 cm, berlatar belakang MERAH (saat itu saya diminta 3 lembar, saran saya agar lebih aman bawa lebih banyak saja)

Meskipun syarat berkas sudah saya sebutkan di atas, namun dalam pembuatannya, saya membuat beberapa dokumen pengantar sebelum ke Mabes Polri. Saya akan menjelaskan dari awal, satu per satu.

A. Membuat Surat Pengantar dari Kelurahan Setempat

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, saya memiliki KTP di Kota Tangerang Selatan, kelurahan saya adalah kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara. Saya memiliki inisiatif untuk membuat surat pengantar kalau saya ingin membuat SKCK untuk visa di Kantor Kelurahan Pakualam. Inisiatif ini saya lakukan karena takut ditolak di Mabes Polri karena tidak ada surat pengantar. Meskipun di Mabes Polri tidak mensyaratkan kita untuk membawa surat pengantar SKCK dari kelurahan atau domisili setempat, tetapi akan lebih baik dan lebih meyakinkan kalau kita memiliki surat pengantar tersebut. Bayangkan, Mabes Polri ini tingkat nasional, kalau tidak ada surat pengantar dari tingkatan bawahnya tentu bisa timbul keraguan di pihak Mabes Polri. Itu logika saya, itulah mengapa saya inisiatif membuat surat pengantar SKCK dari kelurahan saya.

Berkas yang saya bawa ke kantor kelurahan saya adalah:
1. KTP asli (hanya ditunjukkan)
2. Fotokopi KTP (1 lembar)
Waktu yang dibutuhkan: 15 menit (sambil menjelaskan tujuan kita membuat SKCK, kalau saya menjelaskan kalau SKCK ini untuk visa studi di Thailand)
Output yang dihasilkan: SKCK atau SKKB tingkat kelurahan (lihat gambar di bawah)

pengantar-lurah
SKKB dari tingkat kelurahan (pengantar untuk ke Mabes Polri)

Anda tidak perlu membayar untuk membuat SKKB di tingkat kelurahan ini, hindari pungutan liar!

Bagi anda yang KTPnya berasal dari luar tempat anda membuat Surat Pengantar SKKB dari kelurahan, sebagai contoh seperti rekan saya yang memiliki KTP Pontianak, namun nge-kos di Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Kab. Tangerang dan ingin membuat surat pengantar SKKB di kelurahan Kelapa Dua. Dia perlu membuat surat domisili yang menyatakan kalau dia nge-kos di alamat dia nge-kos, dimulai dari surat keterangan pemilik kos, sampai akhirnya ditandatangani/disetujui ketua RT dan RW tempat dia kos. Surat domisili dari RT/RW inilah yang dibawa ke Kelurahan Kelapa Dua sebagai dokumen tambahan bagi anda yang berasal dari luar untuk membuat Surat Pengantar SKKB di kelurahan tempat anda kos. Selain itu juga anda tinggal mengisi formulir yang tersedia di kantor kelurahan tempat anda kos.

B. Fotokopi Paspor, KTP, Kartu Keluarga, Akta Lahir atau Ijazah Terakhir, dan Pas Foto

Walaupun yang diminta untuk semua fotokopi adalah 1 lembar, dan untuk Pas Foto 4×6 background merah waktu itu saya diminta 3 lembar, saran saya bawa lebih. Mengapa demikian?
1. Setelah anda selesai mengumpulkan berkas tersebut di Mabes Polri, anda diminta untuk mengisi formulir juga yang nantinya akan dikumpulkan menyusul. Dalam formulir itu ada data diri seperti nomor paspor, pekerjaan orang tua, dll. dimana semuanya itu ada di fotokopian tersebut. Apabila anda hanya membawa 1 lembar fotokopi, dan sudah terlanjur dikumpulkan ke mabes, bagaimana anda mengisi formulir tersebut? Beruntung saat itu saya membawa lebihan fotokopi semua berkas, jadi saya bisa mengisi formulir SKCK dengan lancar.

2. Pas foto 4×6 background merah juga bawa lebihan (jangan hanya 3 lembar) karena ada beberapa sumber yang bilang butuh 5 lembar, atau bahkan 6 lembar. Saya menuliskan 3 lembar berdasarkan pengalaman saya secara real di tempat, yaitu 3 lembar. Dan juga, saat SKCK saya sudah jadi, ada masalah datang, yaitu ada kesalahan alamat di SKCK saya, jadi saya request untuk dibuatkan ulang. Untuk membuat ulang tentu fotonya juga harus kasih lagi ke Mabes Polri, untungnya saya bawa lebihan, jadi saya berikan lagi foto saya, dan SKCK yang sudah diperbaiki akhirnya keluar.

Lakukan pas foto di tempat yang terpercaya. Jangan foto sendiri pakai handphone anda, modal sedikit pergi ke Fujifilm atau toko yang khusus menyediakan jasa pas foto dan cetak pas foto. Gunakan pakaian yang rapi (kemeja atau jas) saat melakukan pas foto.

C. Membuat Rumus Sidik Jari di Polda Metro Jakarta

Salah satu syarat dalam membuat SKCK adalah Pengabilan Rumus Sidik Jari  dari Kepolisian Setempat. Yap, kepolisian setempat artinya adalah di Polda, Polres, atau Polsek setempat. Saya mendapat informasi kalau print sidik jari ini tidak bisa dilakukan di Mabes Polri, jadi harus dilakukan di Polda atau Polres atau Polsek. Saya akhirnya membuat print sidik jari di Polda Metro Jakarta dengan alasan karena di Polsek saya form untuk print sidik jarinya lagi kosong dan juga saya berdomisili di Tangerang Selatan yang masuk dalam kawasan Polda Metro Jaya. Meskipun demikian, rekan saya (pacar saya hehe) yang berasal dari Pontianak pun (KTP di luar Jakarta dan sekitarnya) tetap bisa membuat print sidik jari di Polda Metro Jakarta dengan beberapa dokumen tambahan seperti surat domisili yang menunjukkan bahwa ia nge-kos di Tangerang Selatan.

Polda Metro Jakarta terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 55, RT.5/RW.3, Senayan, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190. Saya pergi ke sana menggunakan Busway Transjakarta. Untuk pergi ke sana, anda tinggal naik Transjakarta dari halte busway manapun, yang penting berhenti di Halte Busway Polda. Berikut adalah penampakan gedung Polda Metro Jakarta dari Halte Busway Polda:

148526

Yap, setelah anda sampai di Halte Polda, anda cukup berjalan kaki, jalannya agak memutar untuk memasuki pintu masuk gedung ini. Saat di pintu masuk Polda, anda lapor saja ke polisi yang menjaga kawasan Polda, bilang kalau kita ingin membuat atau print sidik jari untuk membuat SKCK untuk visa di Mabes Polri.

HINT! PENTING!: Saat melapor pada polisi yang menjaga kawasan Polda, bilang kalau “saya ingin membuat atau print sidik jari saja. Print sidik jari ini saya butuhkan untuk membuat SKCK untuk saya buat visa. Saya akan buat SKCK-nya di Mabes Polri, BUKAN di Polda Metro Jakarta.”

Mengapa anda harus lapor seperti itu? Karena di Polda pun bisa buat SKCK (takutnya mereka salah paham kalau kita malah ingin membuat SKCK di Polda), namun kalau anda ingin membuat SKCK untuk VISA (khususnya visa Thailand), anda harus membuat SKCKnya di Mabes Polri. Pengalaman teman-teman saya yang akan buat visa Thailand juga, mereka membuat SKCK di Polda Metro Jakarta, namun akhirnya ditolak oleh pihak Kedutaan Besar Thailand karena bukan berasal dari Mabes Polri (padahal isinya sama saja menurut saya, cuma beda di Kop SKCK-nya saja, tapi tetap saja ditolak kalau dibuatnya di Polda). Mungkin SKCK yang dibuat di Polda/Polres/Polsek dibuat untuk keperluan lain selain visa, seperti misalnya untuk melamar kerja, dsb.

Ketika anda sudah melapor, anda akan diarahkan ke sebuah gedung (saya lupa nama gedungnya) di mana anda akan melakukan print sidik jari saja. Anda perlu lapor lagi ke petugas ketika masuk ke gedung tersebut. Laporkan seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya (cek HINT di atas). Anda akan mendapatkan nomor antrian untuk membuat print sidik jari tersebut, dan anda akan diarahkan ke bagian print sidik jari. PERLU DIPERHATIKAN bahwa lokasi print sidik jari ini bersebelahan dengan lokasi pembuatan SKCK, jadi jangan salah ya! Saya berikan foto lokasi tempat anda melakukan print sidik jari di Polda Metro Jakarta di bawah ini:

This slideshow requires JavaScript.

Saat anda sampai di tempat print sidik jari, anda perlu minta formulir untuk print sidik jari ke petugas. Formulir ini berisi tentang data diri, dan juga kondisi fisik diri anda (misalnya bentuk wajah, warna kulit, warna iris mata anda, tanda unik pada diri anda, dsb). Setelah itu, anda bawa berkas yang diperlukan untuk print sidik jari di Polda ini. Saat itu saya diminta untuk mengumpulkan:
1. Formulir yang sudah diisi (kalau buat visa, namanya ditulis sesuai Paspor saja ya untuk kasus yang nama di KTP dan Paspornya berbeda)
2. Fotokopi Paspor 1 lembar (hanya ditunjukkan. Hal ini saya lakukan karena nama di KTP saya dengan Paspor saya berbeda sedikit, cuma beda 1 huruf singkatan nama keluarga, jadi saya jelaskan kalau saya isi namanya berdasarkan paspor [untuk keperluan visa, data semua berdasarkan paspor], bukan KTP)
3. KTP asli (hanya ditunjukkan)
4. Fotokopi (1 lembar) Surat Pengantar SKCK Lurah (hanya ditunjukkan)
5. Pas Foto 4×6 cm background merah (1 lembar)

Setelah anda mengumpulkan dan menunjukkan berkas di atas, anda diminta untuk melakukan print sidik jari dengan cara seperti cap jempol, namun untuk seluruh jari anda, baik tangan kiri, maupun tangan kanan. Setelah itu anda diminta untuk tunggu sebentar. Tim ahli rumus sidik jadi akan merumuskan sidik jari anda selama kurang lebih 3-5 menit. Kemudian anda akan dipanggil dan anda mendapatkan Kartu Rumus Sidik Jari yang nantinya anda kumpulkan ke Mabes Polri untuk membuat SKCK. Berikut adalah Kartu Rumus Sidik Jari yang anda dapatkan nantinya

capture1
Kartu Rumus Sidik Jari

Setelah anda mendapatkan kartu rumus sidik jari, akan lebih baik anda langsung membuat fotokopinya. Jika tidak sempat fotokopi, saya sarankan anda melakukan scan dengan handphone anda. Saya menggunakan aplikasi Cam Scanner untuk android, tinggal download di Play Store. Mengapa saya menyarankan ini? Jadi saya setelah membuat kartu rumus sidik jari ini, saya langsung lanjut ke Mabes Polri untuk membuat SKCK. Saat membuat SKCK nanti, anda membutuhkan fotokopi/hasil scan kartu rumus sidik jari anda ini untuk mengisi formulir permohonan SKCK.

D. Membuat SKCK di Mabes Polri Jakarta

Sesaat setelah membuat kartu rumus sidik jari, saya langsung berangkat ke Mabes Polri untuk membuat SKCK. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Polda Metro Jakarta. Saya saat itu menggunakan taksi online, yaitu Uber X (mobil), dan hanya dibiayai 16.000 rupiah. Waktu perjalanannya hanya sekitar 10-15 menit, tergantung kondisi lalu lintas.

Mabes Polri Jakarta terletak di Jl. Trunojoyo No. 3, Selong, Kebayoran Baru, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110. Lokasinya ada di seberang museum Polri. Saat anda sampai di sana, anda lapor ke petugas penjaga, bilang kalau anda ingin membuat SKCK untuk visa. Anda akan diarahkan ke bagian Intelkam (Intelijen Keamanan). Di situlah tempat anda mengumpulkan berkas-berkas untuk SKCK dan mengambil SKCK saat sudah selesai dibuat.

Saat anda sampai di Intelkam, yang harus anda lakukan adalah mengambil nomor antrian. Pilih nomor antrian untuk pelayanan SKCK. Berikut adalah contoh nomor antriannya:

148529
Nomor Antrian Pelayanan SKCK di Intelkam, Mabes Polri Jakarta

Kemudian anda tinggal menunggu dipanggil. Saat menunggu, saya sekalian memastikan apakah berkas saya sudah sesuai atau belum. Berikut adalah syarat pengajuan SKCK yang tertempel di loket Intelkam, Mabes Polri Jakarta:

148527
Persyaratan SKCK untuk WNI dan WNA di Mabes Polri Jakarta

Saat nomor anda dipanggil, tunjukkan nomor antrian anda di loket, dan kumpulkan berkas yang dibutuhkan. Seperti yang telah saya jelaskan di bagian awal artikel blog ini, saat itu saya mengumpulkan:

a) Pengabilan Rumus Sidik Jari  dari Kepolisian Setempat (Kartu Rumus Sidik Jari yang saya buat di Polda Metro Jakarta)
b) Fotokopi Paspor (1 lembar)
c) Fotokopi KTP (1 lembar)
d) Fotokopi KK (1 lembar)
e) Fotokopi Akta Lahir (1 lembar) atau Ijazah Terakhir (waktu itu saya menggunakan fotokopi akta lahir, sementara fotokopi ijazah tidak saya bawa, jadi pilih salah satu saja)
f) Pas Foto ukuran 4 cm x 6 cm, berlatar belakang MERAH (saat itu saya hanya diminta 3 lembar, saran saya agar lebih aman bawa lebih banyak saja)

Selain itu, ada dokumen lain (yang tidak tertulis di pengumuman loket di Intelkam) yang ternyata diambil juga:
a) Fotokopi Pengantar SKCK atau SKKB di Kelurahan (yang sudah saya buat di kelurahan Pakualam)
b) Surat Pengantar Asli SKCK atau SKKB di Kelurahan (hanya ditunjukkan, fotokopinya diambil)

Saya tidak tahu jika anda tidak membawa surat pengantar SKCK/SKKB dari kelurahan anda apakah anda akan diterima atau ditolak. Yang pasti seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, lebih aman anda membuat surat pengantar SKCK/SKKB dari kelurahan tempat anda tinggal terlebih dahulu sebelum ke Mabes Polri.

Setelah anda mengumpulkan berkas yang telah saya sebutkan di atas, anda diminta untuk mengisi formulir permohonan SKCK (ada 2 eksemplar saat itu, saya tidak sempat memotret formulirnya). Di formulir itu ada beberapa data diri yang harus anda isi, tujuan membuat SKCK ini, dan juga salah satunya rumus sidik jari anda. Jelaskan apa adanya. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, anda perlu membawa fotokopi berkas lebih dan juga hasil scan rumus sidik dengan handphone yang telah saya lakukan karena tidak sempat fotokopi. Setelah selesai mengisi formulir, kumpulkan ke loket (bilang saja kalau “saya ingin mengumpulkan formulir permohonan SKCK atas nama ………….. Berkas-berkasnya sudah saya kumpulkan sebelumnya, terima kasih.”)

Ya, anda tinggal menunggu SKCK anda keluar. Paling cepat 20 menit, dan katanya paling lama 2 jam (waktu itu saya hanya 20 menit sudah beres), SKCK anda keluar! Periksa terlebih dahulu SKCK yang sudah dikeluarkan, apakah ada typo atau tidak (soalnya saya kejadian ada kesalahan penulisan alamat. Jika ada, segera laporkan). Jika semua sudah aman, anda diminta untuk membayar Rp 10.000,- dan anda akan mendapatkan kuitansi atau tanda terimanya. SKCK dapat anda lihat pada gambar berikut:

capture2

E. Tips and Trick

Berikut ini saya sampaikan tips and trick dalam membuat kartu rumus sidik jari di Polda dan juga membuat SKCK di Mabes Polri

  1. Bawa fotokopi berkas, apapun itu, dan pas foto lebih banyak daripada yang disyaratkan. Tujuannya sebagai back-up data/berkas anda selama mengajukan SKCK.
  2. Pas foto dilakukan di tempat yang memang khusus untuk foto dan cetak foto. Jangan pelit alias anda foto sendiri lalu cetak sendiri pakai printer rumah anda. Lebih baik bayar lebih, namun hasilnya memuaskan dan terjamin aman.
  3. Data ditulis berdasarkan paspor untuk keperluan visa. Just in case nama di KTP anda dan Paspor anda berbeda, tulis berdasarkan paspor saja apabila tujuan pembuatan SKCK-nya adalah untuk membuat visa.
  4. Datang ke Polda atau Mabes Polri pagi hari. Jam kerja Polda atau Mabes Polri rata-rata dari jam 8 pagi (08.00 WIB) sampai 3 sore (15.00 WIB), di mana jam istirahatnya adalah pukul 11.00 WIB sampai 13.00 WIB. Hindari jam istirahat kalau bisa. Lebih baik datang pagi-pagi atau bahkan kepagian, daripada terlalu mepet jam pulang kerja lalu anda ditolak dan harus datang lagi esok harinya.
  5. Kalau anda terkena jam istirahat, gunakan jam istirahat tersebut untuk makan siang di tempat makan terdekat (anda juga butuh energi untuk membuat SKCK ini hahaha), lalu setelah itu kembali lagi ke kantor polisi terkait sebelum pukul 13.00 WIB.
  6. Bawa alat tulis, minimal 1 pena, saya sarankan warna hitam. Anda akan membutuhkan alat tulis untuk mengisi formulir yang harus anda isi. Daripada anda kesulitan mencari pinjaman, lebih baik anda membawa sendiri.
  7. Berpakaian yang rapi dan sopan. Kenakan kemeja (tentunya berkerah, lengan pendek tidak masalah), celana panjang (saya pakai jeans panjang tidak masalah), dan sepatu (jangan pakai sandal). Pakaian yang rapi akan membuat first impression para polisi kepada kita menjadi baik, sehingga pelayanannya juga baik. Kalau pakaian anda tidak rapi, bisa kena tegur, dan takutnya malah anda tidak diperboleh kan masuk ke kawasan kantor polisi. Kan konyol kalau sampai hal tersebut terjadi hahaha.
  8. Download atau unduh aplikasi scanner di handphone anda. Untuk Android, saya menggunakan Cam Scanner yang saya download dari Play Store, gratis! Tujuannya agar apabila anda tidak sempat fotokopi, setidaknya anda punya arsip dalam bentuk elektronik di gadget anda.
  9. Baca blog ini baik-baik, kata demi kata, khususnya yang ingin membuat SKCK untuk visa. Blog ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya, mengingat saya baca blog orang dan telepon Polsek, Polres, Polda setempat dan Mabes Polri jawabannya berbeda-beda mengenai pembuatan SKCK ini. Jadi saya tulis blog ini untuk share sejelas-jelasnya bagaimana saya akhirnya bisa berhasil mendapatkan SKCK untuk saya membuat visa studi di Thailand nantinya.
  10. Hindari pungli atau pungutan liar. Dari awal membuat surat pengantar (SKKB) di kelurahan, sampai akhirnya jadi SKCK di Mabes Polri, anda hanya perlu membayar Rp 10.000,-. Tentunya di luar transport dan makan siang ya hahaha.
  11. Berdoa agar semuanya dilancarkan, tidak ada halangan apapun selama membuat SKCK ini.

Sekian informasi dari saya, semoga bermanfaat ya! Selamat membuat SKCK~

Food Culture

Sangga Buwana is on Youtube! (Vlog)

Halo semuanya!

Seperti yang telah saya janjikan di post-post sebelumnya mengenai Sangga Buwana, saya akhirnya telah mmengunggah video tentang sejarah/cerita dan cara pembuatan Sangga Buwana. Buat teman-teman yang ingin menyaksikannya, boleh teman-teman buka pada link berikut ini:

Atau lihat langsung di Youtube: Link Video Sangga Buwana

Dari sini, kalian bisa belajar dan mencoba makanan khas keraton yang satu ini. Jangan lupa untuk like dan share ya! Save Tranditional Food from Indonesia!

Berikut ringkasan Resep Sangga Buwana (Songgo Buwono):

Bahan pembuatan kue sus (5 porsi):

  • 125 gram air matang
  • 50 gram margarin
  • 100 gram tepung terigu protein sedang
  • 125 gram telur ayam (± 2 butir telur ayam), dikocok

Bahan pembuatan rogut daging ayam (5 porsi):

  • 120 gram daging ayam fillet
  • 500 mL air matang
  • 1 butir telur kocok
  • 2 siung bawang putih cincang halus
  • 2 sdm gula pasir
  • 2 sdm garam
  • 125 mL susu full cream
  • 20 gram tepung terigu protein sedang
  • Minyak goreng

Bahan tambahan lain yang perlu disiapkan:

  • 3 butir telur ayam rebus, potong setengah
  • Mayones
  • Acar timun
  • 5 lembar daun selada

Proses pembuatan kue sus Sangga Buwana (5 porsi):

  1. Rebus air dan margarin dengan api kecil hingga margarin meleleh seluruhnya.
  2. Masukkan tepung terigu dan matikan api. Aduk sampai menjadi adonan.
  3. Tunggu adonan sampai dingin.
  4. Masukkan 2 butir telur ayam kocok ke dalam adonan secara perlahan sambil diaduk rata.
  5. Panaskan oven dengan suhu 180oC (sumber panas atas dan bawah).
  6. Oleskan margarin secukupnya pada loyang atau bisa juga dengan menggunakan kertas minyak/kertas roti.
  7. Bentuk adonan kue sus di atas loyang (5 porsi)
  8. Panggang selama 60 menit.

Proses pembuatan rogut daging ayam (5 porsi):

  1. Rebus daging ayam fillet dengan air matang.
  2. Tiriskan daging ayam fillet yang sudah direbus, kemudian suwir daging ayam tersebut dengan garpu dan pisau.
  3. Tumis bawang putih cincang dengan minyak goreng.
  4. Tambahkan daging ayam suwir.
  5. Tambahkan telur ayam yang sudah dikocok.
  6. Tambahkan susu dan tepung terigu.
  7. Tambahkan garam dan gula.
  8. Tunggu hingga bumbu meresap.

Yuk langsung aja dicoba buat di rumah!!! Semoga bermanfaat

Salam food explorer!

Food Culture

Gudeg, si Manis dari Jogja

Salam food explorer!

Hari ini kita bahas lagi makanan dari Yogyakarta yuk! Teman-teman pasti tidak asing mendengar istilah “Gudeg”. Gudeng merupakan makanan khas Yogyakarta. Itulah sebabnya kota Yogyakarta sering juga disebut sebagai Kota Gudeg. Jadi makanan ini berisi nangka muda yang sudah direbus beberapa jam, santan, dan gula kelapa yang membuat rasa dari gudeng manis dan gurih. Biasanya gudeg dilengkapi dengan komponen lainnya, seperti nasi putih, ayam goreng, telur rebus, tahu, tempe, dan rebusan kulit sapi segar atau sambal goreng krecek. Bentuk gudeg bisa teman-teman lihat pada gambar berikut:

url
Gudeg Jogja

Pada awalnya, gudeg dikenal sebagai gudeg basah. Namun seiring berjalannya waktu, ada pula yang disebut gudeg kering. Perbedaannya adalah gudeg basah mengandung banyak kandungan santan, sementara gudeg kering tidak. Mungkin beberapa dari Anda cukup bingung apabila ingin membawa oleh-oleh gudeg khas Jogja ini. Seiring berjalannya waktu, kini gudeg sudah disajikan dengan kemasan kaleng dan sifatnya gudeg kering. Gudeg macam ini lebih tahan lama dibandingkan gudeg basah yang hanya sekitar 1 hari sudah mulai basi. Berikut adalah contoh gudeg kaleng:

gudeg-ori-n
Gudeg Kaleng

Untuk sejarah gudeg sendiri masih perlu diteliti lebih lanjut. Namun dapat disimpulkan bahwa gudeg ini merupakan makanan masyarakat zaman dahulu dengan bahan baku nangka muda yang diambil dari pekarangan rumah warga. Nangka tersebut kemudian diolah menjadi gudeng yang sering kita dengar saat ini.

Jika Anda ke Jogja, gudeg yang cukup terkenal adalah Gudeg Yu Djum. Entah mengapa Gudeg Yu Djum ini banyak sekali saya temui di jalan-jalan selama saya berlibur ke Jogja. Bahkan di kereta pun saat saya kembali pulang ke Tangerang, banyak orang yang membawa gudeg yang satu ini. Sayangnya saya belum sempat membeli gudeg Yu Djum ini. Tentunya bila ada kesempatan ke sana lagi, saya berminat untuk mencobanya.

20151001143500-84392logo.jpg
Gudeg Yu Djum

Well, sekian dulu dari saya,

Salam!

 

Food Culture

Memperkenalkan Sangga Buwana melalui Perpustakaan Digital Budaya Indonesia dan Berjualan

Salam food explorer!

Hari ini saya mau share tentang pengalaman saya dalam memperkenalkan salah satu makanan tradisional dari Yogyakarta, Sangga Buwana. Bagi teman-teman yang belum tahu apa itu Sangga Buwana, bisa baca-baca lagi di sini. Sejauh ini ada dua cara yang saya dan rekan sekelompok saya lakukan dalam memperkenalkan Sangga Buwana ini. Pertama adalah dengan berjualan makanan Sangga Buwana. Kedua adalah dengan submit data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia.

1. Memperkenalkan Sangga Buwana dengan Berjualan

Senang rasanya bisa membuat makanan tradisional Sangga Buwana ini dengan tangan kami sendiri. Setelah berulang kali uji coba, akhirnya kami berhasil membuat kue sus yang mengembang, dan juga ragut daging ayam yang lezat. Karena kami sudah yakin dengan resep yang kami buat, maka kami pun siap untuk memperkenalkan makanan Sangga Buwana ini ke teman-teman semua.

Karena Sangga Buwana ini sifatnya tidak tahan lama, maka kami tawarkan sistem Pre-Order sehingga tidak ada makanan yang tidak laku nantinya. Kami membuat broadcast di media-media sosial seperti facebook, instagram, dan Line disertai dengan poster. Kami berusaha menjual cerita dibalik Sangga Buwana ini, bukan hanya sekadar berjualan kue sus Sangga Buwana. Dalam poster yang kami buat, kami cantumkan makna dari setiap bahan yang digunakan dalam membuat Sangga Buwana dan juga memperkenalkan bahwa Sangga Buwana ini adalah makanan kesukaan Sultan Hamengkubuwono. Selain itu juga di kemasan yang diberikan kepada pembeli juga kami berikan stiker mengenai makna Sangga Buwana ini.

Sangga Buwana ini kami jual dengan harga 15.000 Rupiah saja :). Senang rasanya bisa memperkenalkan makanan sultan yang satu ini. Puji Tuhan para pembeli pun senang dengan keunikan dari Sangga Buwana ini.

This slideshow requires JavaScript.

2. Submit Data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Kebetulan sekali, ternyata ada Lomba Resep Kuliner Tradisional yang merupakan pre-event dari Launching Peta Kuliner Nusantara (Lengkuas) yang dipersembahkan oleh Sobat Budaya pada tanggal 16-22 November 2016. Berikut adalah posternya.

poster_3583

Lomba ini terdiri atas 3 jenis lomba. Pertama adalah memasukkan foto makanan tradisional ke Instagram, kedua adalah membuat vlog berdurasi maks. 3 menit, dan ketiga adalah submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (budaya-indonesia.org). Peserta hanya boleh mengikuti salah satu dari 3 lomba yang disediakan. Sebenarnya kami cukup siap mengikuti 3 jenis lomba tersebut. Namun karena pertimbangan bahwa videonya belum jadi, dan foto instagram yang terlalu mainstream, akhirnya kami memilih submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (budaya-indonesia.org).

capture

Di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia ini, berisi tentang berbagai macam data-data budaya Indonesia. Tidak hanya makanan, melainkan hampir semua hal yang berhubungan dengan budaya Indonesia. Ada tentang cerita rakyat, permainan tradisional, ritual, seni pertunjukan, tarian, senjata dan alat perang, dan masih banyak lagi. Pada lomba ini, Sobat Budaya mengajak anak-anak Indonesia untuk peduli terhadap budaya Indonesia yang belakangan ini kurang diperhatikan sehingga banyak diklaim oleh negara lain. Misalnya Reog Ponorogo dan Batik yang sudah sempat diklaim milik negara tetangga. Dengan menambah data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, diharapkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang saya sebutkan tadi tidak terjadi lagi. Di sini saya dan rekan sekelompok saya bisa sharing tentang makanan tradisional dari Yogyakarta, yaitu Sangga Buwana. Teman-teman boleh melihat tulisan kami di sini. Ya, doakan saja supaya kami juga syukur-syukur juga bisa menang lombanya hahahaha.

aaaaaaa
Sangga Buwana di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia!!!

Link tulisan kami dapat dilihati di link ini:
Sangga Buwana – Makanan Priyayi dari Keraton Yogyakarta

Jadi teman-teman yang tertarik juga dengan submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia ini, bisa langsung daftar di budaya-indonesia.org, dan silakan teman-teman masukkan naskah yang teman-teman miliki. Yuk kita perkaya dan pertahankan budaya Indonesia agar tidak direbut negara lain :).

Sekian cerita dari saya, ditunggu ya post selanjutnya!

Salam food explorer!

Food Culture

Ayam Ingkung yang Penuh Makna

Halo food explorer!

Beberapa minggu lalu, saya mengikuti UTS di mata kuliah Budaya Makanan. Ada 1 jenis makanan dari Jawa (Yogyakarta) yang cukup menarik perhatian saya. Makanan ini berupa ayam kampung utuh yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah, kemudian diikat, dan digoreng. Penyajiannya dilakukan biasanya di acara syukuran (memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa). Ya, inilah Ayam Ingkung!

sam_2436
Ayam Ingkung

Seiring berjalannya waktu, ayam ingkung sudah dapat ditemui di restoran-restoran dengan harga kurang lebih 130 ribu rupiah. Kalau kalian ke Yogyakarta, pasti akan menemukan banyak restoran yang menjual makanan ini. Penasaran bagaimana cara membuatnya?

Bahan utama yang digunakan tidak lain dan tidak bukan adalah ayam kampung utuh yang sudah dibersihkan isi perutnya dan juga bulu-bulu serta kukunya. Setelah dibersihkan, ayam kemudian diikat dengan bambu atau “ingkung”, mulai dari kaki sampai ke kepalanya. Setiap ikatan ada maknanya tersendiri. Ikatannya harus rapi yang mengartikan bahwa manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya. Kaki yang diikat menandakan bahwa kita harus berhati-hati dalam menentukan langkah hidup. Sementara pengikatan kepala ayam menandakan bahwa manusia harus menjaga hati dari godaan-godaan duniawi.

Sementara untuk bumbu rempahnya, yang harus disiapkan adalah serai, ketumbar, kemiri, laos, bawang merah, bawang putih, air perasan kelapa, daun salam, daun jeruk, garam, serta gula jawa. Semua bumbu dihaluskan dengan cara ditumbuk.

Tiba saatnya untuk memulai memasak ayam ingkung. Konon katanya, orang yang masak pun harus dalam keadaan senang. Kalau dalam keadaan sedih/terbebani, ayam ingkungnya bisa jadi kurang sedap katanya hahahaha. Saat memasak, rebus air dan masukkan bumbu-bumbu yang dihaluskan sebelumnya, setelah bumbu dan daun-daun masuk, giliran ayam kampung yang sudah diikat direbus ke dalam. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 30 menit sampai 3 jam. Setelah direbus, ayam ditiriskan. Setelah itu bisa disajikan dengan kuah santan dan sego gurih atau nasi gurih.

Untuk selengkapnya mengenai cara masak ayam ingkung, dapat dilihat di video ini

Waaah, jadi penasaran bukan? So, buat teman-teman yang lagi berbahagia, mau syukuran, dan kebetulan lagi di Yogyakarta, jangan lupa ajak keluarga atau teman-teman kalian untuk makan Ayam Ingkung ini ya! Hahaha, dijamin ketagihan!

Sekian dari saya, ditunggu ya postingan selanjutnya 🙂

Food Culture

Be Elegant with Table Manner Class!

Salam Food Explorer!

Semester ini adalah semester yang cukup unik bagi saya, karena ada mata kuliah Budaya Makanan. Salah satu hal yang saya tunggu adalah kelas Table Manner yang diadakan di Hotel Santika BSD, pada hari Sabtu, 5 November 2016 lalu. Yes! Saya cukup membayar 150 ribu rupiah ditambah deposito 25 ribu rupiah (kalau ada barang pecah) untuk bisa mengikuti kelas table manner ini. Ini adalah kelas table manner pertama saya selama saya hidup haha. Kesan pertama saya mengikuti kelas table manner ini sungguh baik dan cukup mengesankan. Saya akan bercerita sedikit tentang table manner yang saya pelajari saat itu.

img_20161105_092715
Suasana Table Manner di Hotel Santika BSD

Well, kita mulai tata krama saat menghadiri jamuan makan ya. Hal penting yang saya pelajari ada banyak. Kita harus berpakaian rapi dan pantas. Ketika makan, duduknya harus tegak, jangan terlalu bersandar, ataupun terlalu membungkuk. Ketika makan, sendok atau garpu lah yang mendatangi mulut, bukan sebaliknya. Dalam satu meja, apabila ada 1 orang yang masih belum selesai makan, maka hidangan selanjutnya masih belum akan disajikan oleh pelayan. Hal inilah yang menyebabkan wanita disuguhkan makanan terlebih dahulu dibandingkan pria, karena wanita makannya lebih lama (lebih elegan mungkin ya? haha) daripada pria. Jadi sabar-sabar aja deh kalau ternyata dalam 1 meja ada yang makannya lama sekali haha. Oh ya, jika kalian ingin telepon atau ke toilet, kalian harus meminta izin dulu pada tamu-tamu lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk mengatakan “Tolong” dan “Terima kasih” kepada pelayan.

Kita lanjutkan dengan penempatan alat-alat makan yuk! Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:

1
Penataan alat makan

Kalau aslinya, jadi seperti ini teman-teman:

img_20161105_094336
Tata letak alat makan di meja makan

Hal penting di sini adalah posisi duduk kita seharusnya ada di depan serbet (napkin) yang disediakan, bukan di depan side plate. Kemudian buka serbetnya dan letakkan di paha kita. Tujuan dari serbet ini adalah untuk melindungi pakaian kita dari jatuhnya makanan, selain itu juga bisa untuk membersihkan atau mengelap mulut sedikit dan tentunya secara elegan. Dalam penggunaannya, alat-alat makan tersebut mulai digunakan dari luar kemudian ke dalam. Misalnya Salad Fork dan Salad Knife (bagian terluar) digunakan untuk appetizer, Soup Spoon yang digunakan untuk makan soup, Dinner Fork dan Dinner Knife (bagian terdalam) digunakan untuk makan main course khususnya steak, dan terakhir adalah Dessert Spoon and Fork yang digunakan untuk makan dessert.

Secara umum, ada 5 macam hidangan: Appetizer, salad, soup, main course, dan dessert. Untuk salad dan soup bisa juga dimasukkan sebagai appetizer. Ciri utama appetizer adalah mampu meningkatkan nafsu makan dari konsumen. Diharapkan dengan adanya appetizer, nafsu makan akan bertambah dan siap untuk mengonsumsi main course. Main course sendiri adalah hidangan utama, yang ciri utamanya adalah kaya akan karbohidrat (kentang, nasi, dll.). Dan terakhir adalah dessert, yang dihidangkan sebagai pencuci mulut. Contoh-contoh makanannya (set menu) dapat dilihat pada gambar berikut:

2
Set Menu dalam Table Manner

Pada Table Manner kali ini, ada 5 makanan yang disajikan:

Bread: Soft Roll with Butter
Appetizer: Bruschetta Romana
Soup: Tomato Cream Soup
Main Course: Chicken Cordon Bleu
Dessert: Tiramisu Cake

img_20161105_093751
Menu Table Manner di Hotel Santika BSD

It’s eating time!! Setelah mendengarkan teori dari pemberi seminar, saatnya mempraktikkan makan secara elegan! Oh ya, satu hal lagi yang penting saat table manner ini. Ketika kita sudah selesai makan, sendok garpu atau pisau harus diletakkan ke arah jam 5. Tujuannya agar mudah diambil oleh pelayan. Kalau belum diletakkan ke arah jam 5, maka pelayan tidak akan mengambil piring Anda haha.

BREAD – SOFT ROLL WITH BUTTER

img_20161105_101652
Soft Roll with Butter

Etika saat memakan roti adalah rotinya diambil sedikit dengan jari, dan kemudian dioleskan dengan mentega dengan menggunakan Butter Knife. Perlu diperhatikan bahwa butter knife tidak digunakan untuk memotong roti, melainkan hanya untuk mengoleskan mentega ke roti. Selain itu, jangan mengangkat roti dari piring, kita harus mengambilnya sedikit-sedikit dengan cara merobeknya dengan cubitan jari (makan sedikit-sedikit ala-ala princess haha). Kalau habis, biasanya di negara barat akan diberikan lagi karena orang barat suka atau terbiasa makan dengan roti. Oh ya, kalian boleh memindahkan side plate ini ke bagian tengah, atau dibiarkan saja di samping tidak masalah.

APPETIZER – BRUSCHETTA ROMANA

img_20161105_102808
Bruschetta Romana – Appetizer

Hmmm.. Saya baru pertama kali mencoba Bruschetta Romana ini. Kurang lebih terbuat dari Garlic Bread, dengan irisan tomat dan sayuran lainnya yang rasanya cukup asam. Well, ada yang bilang kalau asam itu mampu meningkatkan selera makan kita, jadi cocok lah Bruschetta Romana ini dijadikan sebagai Appetizer. Jangan lupa selesai makan, tunjukkan dengan cara meletakkan garpu dan pisau ke arah jam 5.

SOUP – TOMATO CREAM SOUP

img_20161105_104455
Tomato Cream Soup

Rasa dari tomato cream soup ini asam-asam kurang lebih mirip seperti makan bumbu spaghetti kasarannya. Teksturnya creamy seperti namanya, cukup baik sebagai penambah nafsu makan. Garlic bread juga disajikan untuk dicelupkan ke dalam tomato cream soup ini. Cara makan soupnya adalah dengan cara memasukkan sendok soup ke dalam soup, dan mengangkatnya dari arah dalam ke arah luar dari tubuh kita (arah jam 12), tujuannya agar soup tidak mudah menetes. Actually, it is really hard to apply this manner haha. Bolak-balik saya gagal karena banyak yang menetes, however namanya juga belajar. Kalau sudah selesai, kalian bisa meletakkan sendok di luar mangkuk, sementara kalau belum selesai, cukup meletakkan sendok di dalam soup.

MAIN COURSE – CHICKEN CORDON BLEU

img_20161105_110810
Chicken Cordon Bleu – Main Course

Chicken cordon bleu merupakan daging ayam yang berisi smoked beef dan keju yang melted. Karbohidrat di hidangan ini adalah kentang (French Fries), dengan sayuran buncis dan wortel, dan disiram dengan mushroom sauce. Rasanya, tidak perlu ditanya, enak banget! Dalam waktu sekejap, makanan ini saya habiskan dengan manner yang baik haha. Tak lupa untuk meletakkan dinner fork and knife ke arah jam 5 setelah selesai makan.

img_20161105_112231
Main course sudah habis, letakkan garpu dan pisau ke arah jam 5

DESSERT – TIRAMISU CAKE

img_20161105_113652
Tiramisu Cake – Dessert

Sebagai penutup, ada hidangan tiramisu cake. Kue ini sangat lembut, manis dan dilengkapi dengan pahitnya bubuk kokoa yang dihias cantik di piring membentuk huruf HS (means Hotel Santika). Well, katanya ini merupakan hidangan andalan di Hotel Santika BSD haha.

Yap! Akhirnya saya berhasil menyelesaikan kelas table manner ini dengan baik. Senang rasanya bisa menjadi seseorang yang elegan saat jamuan makan bersama (yang biasanya makan tidak pakai aturan haha). Sertifikat pun saya dapatkan!!! Terima kasih Hotel Santika BSD atas kelas Table Manner-nya. Senang bisa datang ke sana hahaha.

1478164540436
Sertifikat Table Manner!

Terima kasih buat teman-teman yang sudah membaca postingan blog yang cukup panjang ini, saya harap ini dapat berguna buat teman-teman yang penasaran tentang bagaimana tata cara makan yang baik dan benar ala-ala kerajaan hahaha. Ditunggu ya postingan saya selanjutnya!

Salam Food Explorer!