Food Culture

Memperkenalkan Sangga Buwana melalui Perpustakaan Digital Budaya Indonesia dan Berjualan

Salam food explorer!

Hari ini saya mau share tentang pengalaman saya dalam memperkenalkan salah satu makanan tradisional dari Yogyakarta, Sangga Buwana. Bagi teman-teman yang belum tahu apa itu Sangga Buwana, bisa baca-baca lagi di sini. Sejauh ini ada dua cara yang saya dan rekan sekelompok saya lakukan dalam memperkenalkan Sangga Buwana ini. Pertama adalah dengan berjualan makanan Sangga Buwana. Kedua adalah dengan submit data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia.

1. Memperkenalkan Sangga Buwana dengan Berjualan

Senang rasanya bisa membuat makanan tradisional Sangga Buwana ini dengan tangan kami sendiri. Setelah berulang kali uji coba, akhirnya kami berhasil membuat kue sus yang mengembang, dan juga ragut daging ayam yang lezat. Karena kami sudah yakin dengan resep yang kami buat, maka kami pun siap untuk memperkenalkan makanan Sangga Buwana ini ke teman-teman semua.

Karena Sangga Buwana ini sifatnya tidak tahan lama, maka kami tawarkan sistem Pre-Order sehingga tidak ada makanan yang tidak laku nantinya. Kami membuat broadcast di media-media sosial seperti facebook, instagram, dan Line disertai dengan poster. Kami berusaha menjual cerita dibalik Sangga Buwana ini, bukan hanya sekadar berjualan kue sus Sangga Buwana. Dalam poster yang kami buat, kami cantumkan makna dari setiap bahan yang digunakan dalam membuat Sangga Buwana dan juga memperkenalkan bahwa Sangga Buwana ini adalah makanan kesukaan Sultan Hamengkubuwono. Selain itu juga di kemasan yang diberikan kepada pembeli juga kami berikan stiker mengenai makna Sangga Buwana ini.

Sangga Buwana ini kami jual dengan harga 15.000 Rupiah saja :). Senang rasanya bisa memperkenalkan makanan sultan yang satu ini. Puji Tuhan para pembeli pun senang dengan keunikan dari Sangga Buwana ini.

This slideshow requires JavaScript.

2. Submit Data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia

Kebetulan sekali, ternyata ada Lomba Resep Kuliner Tradisional yang merupakan pre-event dari Launching Peta Kuliner Nusantara (Lengkuas) yang dipersembahkan oleh Sobat Budaya pada tanggal 16-22 November 2016. Berikut adalah posternya.

poster_3583

Lomba ini terdiri atas 3 jenis lomba. Pertama adalah memasukkan foto makanan tradisional ke Instagram, kedua adalah membuat vlog berdurasi maks. 3 menit, dan ketiga adalah submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (budaya-indonesia.org). Peserta hanya boleh mengikuti salah satu dari 3 lomba yang disediakan. Sebenarnya kami cukup siap mengikuti 3 jenis lomba tersebut. Namun karena pertimbangan bahwa videonya belum jadi, dan foto instagram yang terlalu mainstream, akhirnya kami memilih submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (budaya-indonesia.org).

capture

Di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia ini, berisi tentang berbagai macam data-data budaya Indonesia. Tidak hanya makanan, melainkan hampir semua hal yang berhubungan dengan budaya Indonesia. Ada tentang cerita rakyat, permainan tradisional, ritual, seni pertunjukan, tarian, senjata dan alat perang, dan masih banyak lagi. Pada lomba ini, Sobat Budaya mengajak anak-anak Indonesia untuk peduli terhadap budaya Indonesia yang belakangan ini kurang diperhatikan sehingga banyak diklaim oleh negara lain. Misalnya Reog Ponorogo dan Batik yang sudah sempat diklaim milik negara tetangga. Dengan menambah data di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, diharapkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang saya sebutkan tadi tidak terjadi lagi. Di sini saya dan rekan sekelompok saya bisa sharing tentang makanan tradisional dari Yogyakarta, yaitu Sangga Buwana. Teman-teman boleh melihat tulisan kami di sini. Ya, doakan saja supaya kami juga syukur-syukur juga bisa menang lombanya hahahaha.

aaaaaaa
Sangga Buwana di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia!!!

Link tulisan kami dapat dilihati di link ini:
Sangga Buwana – Makanan Priyayi dari Keraton Yogyakarta

Jadi teman-teman yang tertarik juga dengan submit data budaya di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia ini, bisa langsung daftar di budaya-indonesia.org, dan silakan teman-teman masukkan naskah yang teman-teman miliki. Yuk kita perkaya dan pertahankan budaya Indonesia agar tidak direbut negara lain :).

Sekian cerita dari saya, ditunggu ya post selanjutnya!

Salam food explorer!

Food Culture

Ayam Ingkung yang Penuh Makna

Halo food explorer!

Beberapa minggu lalu, saya mengikuti UTS di mata kuliah Budaya Makanan. Ada 1 jenis makanan dari Jawa (Yogyakarta) yang cukup menarik perhatian saya. Makanan ini berupa ayam kampung utuh yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah, kemudian diikat, dan digoreng. Penyajiannya dilakukan biasanya di acara syukuran (memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa). Ya, inilah Ayam Ingkung!

sam_2436
Ayam Ingkung

Seiring berjalannya waktu, ayam ingkung sudah dapat ditemui di restoran-restoran dengan harga kurang lebih 130 ribu rupiah. Kalau kalian ke Yogyakarta, pasti akan menemukan banyak restoran yang menjual makanan ini. Penasaran bagaimana cara membuatnya?

Bahan utama yang digunakan tidak lain dan tidak bukan adalah ayam kampung utuh yang sudah dibersihkan isi perutnya dan juga bulu-bulu serta kukunya. Setelah dibersihkan, ayam kemudian diikat dengan bambu atau “ingkung”, mulai dari kaki sampai ke kepalanya. Setiap ikatan ada maknanya tersendiri. Ikatannya harus rapi yang mengartikan bahwa manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya. Kaki yang diikat menandakan bahwa kita harus berhati-hati dalam menentukan langkah hidup. Sementara pengikatan kepala ayam menandakan bahwa manusia harus menjaga hati dari godaan-godaan duniawi.

Sementara untuk bumbu rempahnya, yang harus disiapkan adalah serai, ketumbar, kemiri, laos, bawang merah, bawang putih, air perasan kelapa, daun salam, daun jeruk, garam, serta gula jawa. Semua bumbu dihaluskan dengan cara ditumbuk.

Tiba saatnya untuk memulai memasak ayam ingkung. Konon katanya, orang yang masak pun harus dalam keadaan senang. Kalau dalam keadaan sedih/terbebani, ayam ingkungnya bisa jadi kurang sedap katanya hahahaha. Saat memasak, rebus air dan masukkan bumbu-bumbu yang dihaluskan sebelumnya, setelah bumbu dan daun-daun masuk, giliran ayam kampung yang sudah diikat direbus ke dalam. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 30 menit sampai 3 jam. Setelah direbus, ayam ditiriskan. Setelah itu bisa disajikan dengan kuah santan dan sego gurih atau nasi gurih.

Untuk selengkapnya mengenai cara masak ayam ingkung, dapat dilihat di video ini

Waaah, jadi penasaran bukan? So, buat teman-teman yang lagi berbahagia, mau syukuran, dan kebetulan lagi di Yogyakarta, jangan lupa ajak keluarga atau teman-teman kalian untuk makan Ayam Ingkung ini ya! Hahaha, dijamin ketagihan!

Sekian dari saya, ditunggu ya postingan selanjutnya 🙂

Food Culture

Be Elegant with Table Manner Class!

Salam Food Explorer!

Semester ini adalah semester yang cukup unik bagi saya, karena ada mata kuliah Budaya Makanan. Salah satu hal yang saya tunggu adalah kelas Table Manner yang diadakan di Hotel Santika BSD, pada hari Sabtu, 5 November 2016 lalu. Yes! Saya cukup membayar 150 ribu rupiah ditambah deposito 25 ribu rupiah (kalau ada barang pecah) untuk bisa mengikuti kelas table manner ini. Ini adalah kelas table manner pertama saya selama saya hidup haha. Kesan pertama saya mengikuti kelas table manner ini sungguh baik dan cukup mengesankan. Saya akan bercerita sedikit tentang table manner yang saya pelajari saat itu.

img_20161105_092715
Suasana Table Manner di Hotel Santika BSD

Well, kita mulai tata krama saat menghadiri jamuan makan ya. Hal penting yang saya pelajari ada banyak. Kita harus berpakaian rapi dan pantas. Ketika makan, duduknya harus tegak, jangan terlalu bersandar, ataupun terlalu membungkuk. Ketika makan, sendok atau garpu lah yang mendatangi mulut, bukan sebaliknya. Dalam satu meja, apabila ada 1 orang yang masih belum selesai makan, maka hidangan selanjutnya masih belum akan disajikan oleh pelayan. Hal inilah yang menyebabkan wanita disuguhkan makanan terlebih dahulu dibandingkan pria, karena wanita makannya lebih lama (lebih elegan mungkin ya? haha) daripada pria. Jadi sabar-sabar aja deh kalau ternyata dalam 1 meja ada yang makannya lama sekali haha. Oh ya, jika kalian ingin telepon atau ke toilet, kalian harus meminta izin dulu pada tamu-tamu lainnya. Selain itu, jangan lupa untuk mengatakan “Tolong” dan “Terima kasih” kepada pelayan.

Kita lanjutkan dengan penempatan alat-alat makan yuk! Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:

1
Penataan alat makan

Kalau aslinya, jadi seperti ini teman-teman:

img_20161105_094336
Tata letak alat makan di meja makan

Hal penting di sini adalah posisi duduk kita seharusnya ada di depan serbet (napkin) yang disediakan, bukan di depan side plate. Kemudian buka serbetnya dan letakkan di paha kita. Tujuan dari serbet ini adalah untuk melindungi pakaian kita dari jatuhnya makanan, selain itu juga bisa untuk membersihkan atau mengelap mulut sedikit dan tentunya secara elegan. Dalam penggunaannya, alat-alat makan tersebut mulai digunakan dari luar kemudian ke dalam. Misalnya Salad Fork dan Salad Knife (bagian terluar) digunakan untuk appetizer, Soup Spoon yang digunakan untuk makan soup, Dinner Fork dan Dinner Knife (bagian terdalam) digunakan untuk makan main course khususnya steak, dan terakhir adalah Dessert Spoon and Fork yang digunakan untuk makan dessert.

Secara umum, ada 5 macam hidangan: Appetizer, salad, soup, main course, dan dessert. Untuk salad dan soup bisa juga dimasukkan sebagai appetizer. Ciri utama appetizer adalah mampu meningkatkan nafsu makan dari konsumen. Diharapkan dengan adanya appetizer, nafsu makan akan bertambah dan siap untuk mengonsumsi main course. Main course sendiri adalah hidangan utama, yang ciri utamanya adalah kaya akan karbohidrat (kentang, nasi, dll.). Dan terakhir adalah dessert, yang dihidangkan sebagai pencuci mulut. Contoh-contoh makanannya (set menu) dapat dilihat pada gambar berikut:

2
Set Menu dalam Table Manner

Pada Table Manner kali ini, ada 5 makanan yang disajikan:

Bread: Soft Roll with Butter
Appetizer: Bruschetta Romana
Soup: Tomato Cream Soup
Main Course: Chicken Cordon Bleu
Dessert: Tiramisu Cake

img_20161105_093751
Menu Table Manner di Hotel Santika BSD

It’s eating time!! Setelah mendengarkan teori dari pemberi seminar, saatnya mempraktikkan makan secara elegan! Oh ya, satu hal lagi yang penting saat table manner ini. Ketika kita sudah selesai makan, sendok garpu atau pisau harus diletakkan ke arah jam 5. Tujuannya agar mudah diambil oleh pelayan. Kalau belum diletakkan ke arah jam 5, maka pelayan tidak akan mengambil piring Anda haha.

BREAD – SOFT ROLL WITH BUTTER

img_20161105_101652
Soft Roll with Butter

Etika saat memakan roti adalah rotinya diambil sedikit dengan jari, dan kemudian dioleskan dengan mentega dengan menggunakan Butter Knife. Perlu diperhatikan bahwa butter knife tidak digunakan untuk memotong roti, melainkan hanya untuk mengoleskan mentega ke roti. Selain itu, jangan mengangkat roti dari piring, kita harus mengambilnya sedikit-sedikit dengan cara merobeknya dengan cubitan jari (makan sedikit-sedikit ala-ala princess haha). Kalau habis, biasanya di negara barat akan diberikan lagi karena orang barat suka atau terbiasa makan dengan roti. Oh ya, kalian boleh memindahkan side plate ini ke bagian tengah, atau dibiarkan saja di samping tidak masalah.

APPETIZER – BRUSCHETTA ROMANA

img_20161105_102808
Bruschetta Romana – Appetizer

Hmmm.. Saya baru pertama kali mencoba Bruschetta Romana ini. Kurang lebih terbuat dari Garlic Bread, dengan irisan tomat dan sayuran lainnya yang rasanya cukup asam. Well, ada yang bilang kalau asam itu mampu meningkatkan selera makan kita, jadi cocok lah Bruschetta Romana ini dijadikan sebagai Appetizer. Jangan lupa selesai makan, tunjukkan dengan cara meletakkan garpu dan pisau ke arah jam 5.

SOUP – TOMATO CREAM SOUP

img_20161105_104455
Tomato Cream Soup

Rasa dari tomato cream soup ini asam-asam kurang lebih mirip seperti makan bumbu spaghetti kasarannya. Teksturnya creamy seperti namanya, cukup baik sebagai penambah nafsu makan. Garlic bread juga disajikan untuk dicelupkan ke dalam tomato cream soup ini. Cara makan soupnya adalah dengan cara memasukkan sendok soup ke dalam soup, dan mengangkatnya dari arah dalam ke arah luar dari tubuh kita (arah jam 12), tujuannya agar soup tidak mudah menetes. Actually, it is really hard to apply this manner haha. Bolak-balik saya gagal karena banyak yang menetes, however namanya juga belajar. Kalau sudah selesai, kalian bisa meletakkan sendok di luar mangkuk, sementara kalau belum selesai, cukup meletakkan sendok di dalam soup.

MAIN COURSE – CHICKEN CORDON BLEU

img_20161105_110810
Chicken Cordon Bleu – Main Course

Chicken cordon bleu merupakan daging ayam yang berisi smoked beef dan keju yang melted. Karbohidrat di hidangan ini adalah kentang (French Fries), dengan sayuran buncis dan wortel, dan disiram dengan mushroom sauce. Rasanya, tidak perlu ditanya, enak banget! Dalam waktu sekejap, makanan ini saya habiskan dengan manner yang baik haha. Tak lupa untuk meletakkan dinner fork and knife ke arah jam 5 setelah selesai makan.

img_20161105_112231
Main course sudah habis, letakkan garpu dan pisau ke arah jam 5

DESSERT – TIRAMISU CAKE

img_20161105_113652
Tiramisu Cake – Dessert

Sebagai penutup, ada hidangan tiramisu cake. Kue ini sangat lembut, manis dan dilengkapi dengan pahitnya bubuk kokoa yang dihias cantik di piring membentuk huruf HS (means Hotel Santika). Well, katanya ini merupakan hidangan andalan di Hotel Santika BSD haha.

Yap! Akhirnya saya berhasil menyelesaikan kelas table manner ini dengan baik. Senang rasanya bisa menjadi seseorang yang elegan saat jamuan makan bersama (yang biasanya makan tidak pakai aturan haha). Sertifikat pun saya dapatkan!!! Terima kasih Hotel Santika BSD atas kelas Table Manner-nya. Senang bisa datang ke sana hahaha.

1478164540436
Sertifikat Table Manner!

Terima kasih buat teman-teman yang sudah membaca postingan blog yang cukup panjang ini, saya harap ini dapat berguna buat teman-teman yang penasaran tentang bagaimana tata cara makan yang baik dan benar ala-ala kerajaan hahaha. Ditunggu ya postingan saya selanjutnya!

Salam Food Explorer!