Food Culture

Berkunjung ke FIB, Universitas Indonesia demi Sangga Buwana

Salam Food Explorer!

Setelah melewati UTS yang melelahkan seperti biasanya, tugas masih belum selesai. Beberapa hari lalu, tepatnya 25 Oktober 2016, saya bersama dengan rekan-rekan saya satu kelompok, ada Yolanda, Rio, Vivi, dan Emely, akan berkunjung ke Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok (FIB-UI) untuk bertemu dengan salah satu narasumber, yaitu bapak Prapto Yuwono (dosen di Prodi Jawa, FIB-UI). Kami akan bertanya-tanya tentang kehidupan zaman Sultan Hamengkubuwana VII, di mana makanan sangga buwana mulai ada. By the way, kalian sudah baca postingan saya tentang Sangga Buwana atau Songgo Buwono bukan? Kalau belum, klik di sini ya.

Well, saat ini saya mau cerita dulu bagaimana saya bisa mendapatkan narasumber. Mungkin dapat berguna buat teman-teman yang mendapatkan tugas untuk wawancara tentang kebudayaan.

Saya sudah mulai menghubungi FIB-UI sejak bulan September 2016 lalu melalui nomor telepon yang tertera di website fib.ui.ac.id dengan tujuan untuk mencari narasumber yang mengerti tentang kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta. Saya pun dihubungkan dengan Program Studi Jawa. Surat dari Universitas Surya diperlukan untuk mengajukan permohonan pencarian narasumber tersebut. Setelah beberapa minggu, surat pun jadi dan sudah di tanda tangan dekan saya. Langsung saja saya kirim ke Kampus UI Depok dengan menggunakan JNE (1 hari sampai, harga 18rb dari Tangerang).

capture
Surat Pengantar

Dua hari kemudian, saya dihubungi oleh Kaprodi Jawa, FIB-UI, yaitu Ibu Dwi Puspitorini. Beliau memberikan saya nomor Pak Prapto Yuwono, yang merupakan dosen Kebudayaan Jawa, Kebudayaan Indonesia,  di Program Studi Jawa FIB UI yang memahami kebudayaan Yogyakarta. Saya pun menghubungi beliau dan kami bisa datang ke Gedung 2 FIB-UI pada tanggal 25 Oktober 2016.

Ya! Tanggal 25 Oktober 2016 pun datang. Terpaksa hari itu saya dan teman-teman 1 kelompok harus bolos kelas karena harus siap-siap dari pagi untuk berangkat ke FIB-UI. Kami berangkat naik kereta, dari stasiun Rawa Buntu menuju stasiun Universitas Indonesia. Ya, kereta merupakan transportasi yang cukup murah, maklum mahasiswa perlu cari yang murah-murah apalagi tanggal tua haha. Ditambah lagi, ketika sampai di stasiun Universitas Indonesia, ada bus kuning yang siap membawa mahasiswa keliling UI, dari satu fakultas ke fakultas naik. The most important is it is free! yeay! Tak perlu keluar uang lagi untuk pergi ke FIB-UI.

Kampus UI luas sekali, kami salah naik bus kuning, jadi mutarnya agak jauh dan lama. However, yang penting sampai ke FIB UI juga akhirnya. Kami langsung makan siang di kantin sana, dan setelah itu baru bertemu dengan Pak Prapto Yuwono.

Senangnya bisa bertemu dengan beliau, beliau sangat welcome dan terbuka. Beliau bercerita banyak hal mengenai kehidupan zaman Sultan Hamengkubuwana VII, dan sekilas mengenai panggung sangga buwana dan hubungannya dengan makanan sangga buwana. Penasaran seperti apa hasil wawancaranya? tunggu ya, kami akan buat video mengenai sangga buwana nantinya haha.

Setelah wawancara berakhir, kami akhiri dengan pemberian kenang-kenangan dan juga foto bersama. Yap, kami kembali ke stasiun rawa buntu dengan naik kereta lagi, hanya saja kali ini sempit-sempitan karena pulang kerja. Well, demi cost yang murah, kami rela sempit-sempitan hahaha.

This slideshow requires JavaScript.

Sekian cerita dari saya, semoga cerita ini bermanfaat buat teman-teman yang ingin mencari narasumber di FIB UI.

Salam food explorer!

Food Culture

Kerak Telor, Omelet dari Ibu Kota

Halo food explorer!

Hari ini saya akan bercerita sedikit tentang salah satu makanan favorit saya yang berasal dari Jakarta, ibu kota kita tercinta, yaitu Kerak Telor. Belum ke Jakarta namanya kalo kalian belum mencoba makanan sejenis omelet yang satu ini.

kerak-telor-maksindo
Kerak Telor, Omelet khas Jakarta

Kerak telor ini terbuat dari beberapa bahan, seperti telur ayam/bebek, beras ketan putih, ebi kering, bawang goreng, kelapa sangrai, cabe merah, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir. Keunikannya juga ada di cara masaknya teman-teman. Ketika sudah telur sudah setengah matang, wajannya langsung dibalik sehingga langsung kena arangnya dan hasilnya agak-agak gosong dan terbentuk kerak. Itulah sebabnya mengapa disebut Kerak Telor.

396916_2778190767082_1027527330_32452695_304384600_n
Pedagang Kerak Telor

Lalu, kira-kira bagaimana sih asal-usul dari kerak telor ini??

Menurut sejarah, kerak telor ini sudah ada sejak masa penjajahan kolonial Belanda pada zaman dahulu di Batavia (Jakarta). Saat itu Batavia masih banyak ditumbuhi banyak pohon kelapa, itulah mengapa Jakarta juga disebut sunda kelapa. Warga Batavia banyak memanfaatkan kelapa di masakannya, seperti contohnya soto betawi, nasi uduk, dll. Iseng-iseng mencoba untuk mencampurkan beras ketan, telor, kelapa parut dan bumbu dapur lainnya, jadilah masakan yang enak pula yaitu kerak telor. Kerak telor sempat menjadi makanan yang dihidangkan di acara-acara besar seperti hajatan pada zaman tersebut.

Kalau teman-teman penasaran dengan rasanya, kerak telor ini banyak ditemui di Pekan Raya Jakarta setiap tahunnya. Datanglah ke Pekan Raya Jakarta, anda akan melihat puluhan bahkan ratusan penjual kerak telor yang tentunya selalu ramai pembeli. Jadi, yuk segera cobain makanan khas Jakarta yang satu ini. Awas ketagihan ya hahaha!

Salam,

Food explorer

Food Culture

Songgo Buwono, si Kue Sus Kesukaan Sultan Hamengkubuwono!

Salam food explorer!

Kali ini kita berkelana ke Yogyakarta yuk! Kota ini sungguh indah, penuh dengan budaya. Tentunya akan sangat menarik untuk teman-teman yang suka jalan-jalan dan mencintai budaya Indonesia. Ngomong-ngomong tentang Jogja, kota pendidikan yang satu ini mempunyai banyak sekali makanan unik dan murah yang saya dan pacar saya temui ketika berjalan-jalan ke sana bulan Juli-Agustus 2016 lalu. Seperti yang telah saya bahas di post sebelumnya, salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Pasar Kangen. Yap, sesuai namanya, pasar ini cocok untuk kita-kita yang kangen dengan makanan jadul “jaman dulu”. Di sana ada 1 kios/tenant yang sangat menarik perhatian kami, yaitu kios yang menjual makanan kesukaan Sultan Hamengkubuwono!

This slideshow requires JavaScript.

Ada banyak sekali makanan kesukaan sultan yang dijual di sana, dan yang paling menarik dan cukup besar adalah Songgo Buwono. Hmmm, dari namanya saja masih belum kebayang apa sih Songgo Buwono itu. Untungnya. di kios ini ternyata ada poster yang menjelaskan secara singkat apa itu Songgo Buwono.

037640200_1435984610-20150704-songgo_buwono-yogya1
Ini dia penampakan dari Songgo Buwono

Jadi, songgo buwono  berbentuk seperti kue sus, yang berisi ragout ayam, ditambah dengan telur rebus, acar. dan selada, serta ditambah dengan mayones yang lezat sekali. Konon katanya, songgo buwono ini merupakan ide dari Sultan Hamengkubuwono VII yang prihatin akan kebiasaan makan rakyatnya yang kurang sehat. Saat itu ada makanan sejenis burger yang tahan lama namun gizinya tidak ada. Muncullah ide untuk membuat songgo buwono ini yang bergizi (segar/fresh) karena apabila dibuat hari ini, besoknya bisa jadi sudah rusak. Arti songgo buwono sendiri adalah “menyangga bumi”, di mana songgo artinya “menyangga”, dan buwono adalah “bumi”. Makanan ini juga sering dijumpai di hajatan pernikahan dengan harapan dapat menyangga kehidupan baru secara mandiri.

Lalu kira-kira apa sih filosofi setiap bahan/komposisinya?

Songgo buwono menggambarkan langit, bumi dan seisinya. Selada yang diletakkan pada bagian dasar songgo buwono ini melambangkan tumbuhan yang menyangga bumi. Tumbuhan-tumbuhan ini harus dijaga agar tetap lestari di bumi. Kue sus itu sendiri merupakan lambang dari bumi kita tercinta. Selain itu isi dari kue sus adalah ragout ayam (atau kadang sapi), yang melambangkan penduduk di bumi ini. Langit dan bintang dilambangkan secara berturut-turut dengan mayones dan acar timun. Sementara gunung, dilambangkan dengan telur rebus yang dipotong setengah.

Deskripsi rasa? Wah ini sulit dideskripsikan saking enaknya teman-teman. Bagi teman-teman yang ke Jogja, sangat disarankan untuk memburu makanan ini. Ada manis, asin, dan gurihnya dari ragout ayam, mayones yang asam-asam manis, acar yang kecut-kecut segar, kue sus yang empuk, selada yang masih fresh. Pokok’e komplit deh di sini. Rasanya ingin beli lagi kalau ada di Tangerang haha.

Well, mungkin bagi kalian yang penasaran sekali dengan makanan ini, tapi belum bisa menemukannya di daerah kalian masing-masing karena belum sempat ke Jogja, boleh banget dicoba untuk masak sendiri. Saya rekomendasikan cara buatnya di video ini:
Cara membuat songgo buwono

Sekian dulu dari saya tentang makanan kesukaan sultan Hamengkubuwono yaitu Songgo Buwono. Semoga bermanfaat!

Salam~

Food Culture

Tumpeng di Indonesia

Salam food explorer!

Hari ini saya ingin membahas tentang sejarah atau cerita dibalik tumpeng, setelah beberapa post saya sebelumnya membahas mengenai makanan khas Tionghoa seperti Bacang dan Kue Bulan. Apa sih tumpeng itu? Mungkin beberapa dari kita sudah sering melihat tumpeng, terutama di acara-acara penting. Tumpeng ini berupa nasi (biasanya nasi kuning) yang disusun atau dicetak menyerupai gunung dan dilengkapi dengan lauk pauknya seperti tempe orek, telur dan kentang balado, ayam goreng, dll. Biasanya tumpeng ini dialasi dengan tampah (wadah bambu berbentuk lingkaran lebar) dan juga daun pisang.

Masyarakat Jawa, Bali, dan Madura memiliki kebiasaan untuk menyajikan tumpeng pada acara-acara penting atau syukuran. Namun sampai saat ini, sudah hampir di seluruh nusantara sudah mengenal namanya tumpeng. Tumpeng yang berbentuk menyerupai gunung ini berhubungan dengan kondisi geografis Indonesia yang kaya akan gunung berapi. Selain itu gunung juga diartikan sebagai tempat untuk memuliakan para arwah nenek moyang atau leluhur. Dan ketika Jawa sudah mulai mengenal Hindu, tumpeng ini bentuknya kerucut menyerupai gunung Mahameru, tempat bersemayamnya dewa-dewi.

model-nasi-tumpeng-untuk-acara-agustusan-2015-20169
Tumpeng

Tradisi tumpeng, pada perkembangannya, dihubungkan pula dengan filosofi Islam Jawa, tumpeng dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut tradisi Islam Jawa, Tumpeng merupakan akronim dari bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Kemudian ada satu makanan lagi namanya “Buceng”, yang terbuat dari ketan, Buceng merupakan akronim dari yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh). Selain itu, lauknya ada 7 macam, dimana 7 dalam bahasa Jawa adalah Pitu yang maksudnya adalah Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra’ ayat 80 yang menyatakan: “Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan”. Apabila orang sedang berhajatan dan menyajikan tumpeng, maka dimaksudkan untuk memohon pertolongan kepada Tuhan agar dapat memperoleh kebaikan dan juga dihindarkan dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan dengan memberikan pertolongan. Semua itu akan didapatkan apabila ada usaha yang sungguh-sungguh dari diri kita.

Tumpeng bentuknya saat ini sudah bervariasi. Saya berikan contoh tumpeng yang cukup unik pada acara Dies Natalis Surya University (kampus saya) yang ke-2. Berikut adalah tumpeng yang disajikan saat acara syukuran tersebut:

capture

Pada tumpeng ini, ada 8 tumpeng kecil yang mengibaratkan 8 pilar utama Indonesia Jaya yang merupakan visi dari Surya University. Dan juga ditengahnya ada tumpeng dengan logo Surya University. Menarik bukan??

Demikian informasi dari saya mengenai Tumpeng. Semoga bermanfaat!

Salam food explorer!

Food Culture

Cerita Dibalik Moon Cake

Halo food explorer!

Berhubungan dengan adanya festival kue bulan (moon cake festival) yang akan diadakan dalam waktu dekat ini, saya akan menceritakan tentang apa cerita dibalik kue bulan.

Kue bulan (moon cake / tiong ciu pia) merupakan makanan tradisional masyarakat Tonghoa yang biasanya disajikan pada festival moon cake (tanggal 15 bulan 8 dalam kalender Cina). Kue ini berbentuk  bulat, seperti namanya yang berbentuk seperti bulan purnama. Pada hari Tiong Ciu, biasanya orang-orang Tionghoa berkumpul bersama keluarga, melakukan sembayang di halaman terbuka. Setelah sembayang, mereka berkumpul di meja makan dan berkumpul bersama menikmati kue bulan tersebut.

kuebulan
Kue Bulan (Moon Cake)

Kue bulan ini erat kaitannya dengan cerita atau dongeng yang terkenal di Tongkok, yaitutentang “Chang’e terbang ke bulan”. Konon ceritanya, pada zaman dahulu, terdapat 10 matahari di langit yang menyebabkan hasil pertanian dari para petani gagal panen, dan bumi pun, banyak sekali binatang buas yang merajalela seperti ular yang berbisa. Muncullah seorang pahlawan bernama Hou Yi. Hou Yi ini merupakan pemanah yang handal. Pada suatu hari, Hou Yi menaiki gunung Kunlun dan dengan berani memanah 9 dari 10 marahari di langit, dan memerintahkan satu matahari yang tersisa untuk naik dan turun sesuai dengan jadwalnya.

download
Hou Yi Memanah Matahari

Hou Yi menjadi pahlawan yang sangat dihormati dan dihargai oleh rakyat-rakyatnya. Dia pun juga akhirnya menikahi wanita yang cantik dan sangat baik, yaitu Chang’e. Mereka pun hidup sangat bahagia pada saat itu.

Suatu hari, Hou Yi sempat bertemu dengan Ibusuri Raya Langit, dan diberikan obat yang dapat membuat orang yang meminumnya menjadi dewa, terbang ke langit dan juga menjadi awet muda seumur hidup. Akan tetapi, karena dia sangat mencintai istrinya, dan tidak ingin meningkalkan Chang’e, Hou Yi pun tidak jadi meminumnya. Obat tersebut kemudian disimpan oleh Chang’e.

Salah satu anak buah dari Hou Yi, yaitu Peng Meng, memiliki niat buruk. Dia berencana untuk mencuri obat tersebut. Suatu hari ketika Hou Yi sedang berburu di luar, peng Meng masuk ke kamar Chang’e untuk merebut dan mencuri obat tersebut. Chang’e pun dengan terpaksa meminum obat tersebut agar tidak dicuri oleh Peng Meng. Alhasil, badan Chang’e pun menjadi ringan, dan terbang ke langit. Karena Chang’e sangat kangen dengan suaminya, ia pun terbang kebulan yang merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi.

9f731159fbeb49a795efa5c96d22771d
Chang’e terbang ke bulan

Hou Yi sangat sedih dan tertekan akan kepergian istrinya ke langit, akan tetapi Peng Meng pun sudah melarikan diri. Hou Yi melihat ke bulan dan meneriakkan nama istrinya, dan dia melihat ada bayangan yang menyerupai istrinya di bulan yang terang tersebut. Ia mencoba mengejar bulan tersebut tapi gagal.

Hou Yi pun menyerah, namun karena ia sangat rindu dengan Chang’e, dia menaruh meja di halaman belakang rumahnya dan menaruh sesajen untuk istrinya yang tinggal di bulan sambil bersembayang ke bulan. Rakyat sekitar yang mengetahui insiden tersebut pun ikut memberikan sesajen.

Demikian cerita dari asal usul kue bulan. Akan tetapi, ada cerita versi lain mengenai sejarah kue bulan ini, yaitu tentang Zhu Yuan Zhang. Teman-teman bisa melihat lengkapnya di link ini: Cerita Zhu Yuan Zhang dan Kue Bulan

Sekian dari saya, semoga bermanfaat!

 

Food Culture

Cerita Dibalik Bacang

Halo food explorer!

Kali ini saya akan membahas tentang bacang. Kalian tahu apa bacang itu? Mungkin bagi kalian yang beretnis Tionghoa sudah tidak asing mendengarnya. Ya, bacang merupakan makanan dari dataran Cina, khususnya negeri Chou. Bacang ini berupa nasi yang berisi daging babi yang dicincang, dan kemudian dibungkus dengan daun bambu dan diikat dengan tali atau benang.

kue-bacang
Bacang

Lalu bagaimana sejarah dari bacang ini? Saya akan ceritakan secara garis besarnya.

Suatu hari di kerajaan Chou, ada seorang mentri bernama Qu Yuan dan rajanya. Qu Yuan merupakan  mentri yang suka menasihati rajanya, namun rajanya tidak pernah mendengarkan nasihat dari Qu Yuan. Suatu saat bahkan Qu Yuan pernah difitnah sehingga menyebabkan dirinya dipecat dari kerajaan. Qu Yuan pun menjadi stres dan frustasi.

quyuan
Qu Yuan

Karena frustasi, Qu Yuan melakukan upaya bunuh diri dengan cara menghanyutkan diri ke dalam Sungai Miluo. Batu yang besar dipeluknya sehingga Qu Yuan dapat tenggelam dan mati bunuh diri. Raja Chou sangat menyesal akan kejadian ini, dan meminta prajuritnya untuk mencari mayat dari Qu Yuan. Akan tetapi, usaha tersebut tidak membuahkan hasil, mayat Qu Yuan tidak ditemukan.

Oleh sebab itu, sang raja melakukan ritual permohonan maaf dengan cara memasukkan makanan ke dalam Sungai Miluo tersebut untuk memberi makan Qu Yuan. Akan tetapi makanan tersebut habis dimakan oleh ikan-ikan yang ada di sungai tersebut.

Suatu malam, Qu Yuan datang melalui mimpi, dan meminta agar makanan yang dimasukkan ke dalam sungai dibungkus dengan daun bambu terlebih dahulu, diikat dengan benang/tali, dan dibentuk seperti tanduk agar ikan-ikan mengira bahwa itu adalah tanduk dan akhirnya tidak jadi memakannya. Lalu dibuatlah demikian, nasi dengan daging babi cincang yang dibungkus daun bambu, yang saat ini disebut dengan Bacang.

Untuk selengkapnya, kalian dapat melihat video berikut ini mengenai sejarah Bacang:
Sejarah Bacang

Demikian dari saya, semoga bermanfaat!!

Salam Food Explorer!

Uncategorized

Makanan Jogja yang Murah Meriah

Hallo food explorer!

Sehubungan dengan perjalanan saya ke Yogyakarta beberapa minggu lalu, saya ingin share tentang makanan-makanan murah untuk menyambung hidup para petualang atau backpacker, terutama kaum mahasiswa haha. Ya, selain wisata alam yang indah yang bisa kalian temui di sana, wisata kuliner pun juga menjadi kewajiban di Yogyakarta ini.

Banyak sekali warung makanan yang murah di Yogyakarta. Ada yang sudah dipaketkan, ada pula yang prasmanan. Ambil nasi sepuasnya mungkin bisa jadi penyelamat buat backpacker yang kantongnya sedang sekarat atau kering. Berikut tunjukkan beberapa dari banyak sekali makanan dan jajanan murah di Yogyakarta.

1. Kay Ramen


Kay Ramen terletak di sebelah timur Galeria Mall, Yogyakarta. Makanan yang tersedia antara lain ramen, udon, sushi, dan makanan Jepang lainnya. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau untuk mahasiswa, yaitu 18.000 sampai 25.000 untuk satu porsinya. Ukuran porsinya tidak perlu ditanyakan, menurut saya porsi yang disediakan cukup besar dan mengenyangkan. Selain itu juga ada sushi, harga dibandrol sekitar 10.000 rupiah. Bagi kalian yang suka makanan jepang, dan juga suka pedas, sangat disarankan untuk ke sini.

2. Ayam Geprek Bu Rum

Selanjutnya ada Ayam Geprek Bu Rum. Cabangnya sangat banyak teman-teman. Sampai Agustus 2016 ini, ada 7 cabang Ayam Geprek Bu Rum yang tersebar di Yogyakarta dan sekitarnya. Di sini sangat disarankan bagi yang suka pedas dan juga kantong benar-benar tipis. Kalian bisa mengambil nasi sepuasnya (ya, sepuasnya! sebanyak apapun, harga tetap sama), ditambah ayam goreng, tempe, tahu, sayur yang berubah-ubah setiap waktunya. Semua lauk akan digeprek sesuai namanya – Ayam Geprek, dan diberi sambal. Kalian bisa request berapa cabai rawit yang diinginkan, harga tetap sama hahaha.

ayam-geprek-bu-rum

Saat itu saya makan nasi (banyak sekali), ditambah ayam, tempe, tahu, sayur, serta air putih, hanya dibandrol 14.000 rupiah! Sangat pas untuk mahasiswa, dan rasanya juga oke lah, terutama sambal terasinya yang mantab. So, buat kalian yang sekarat duitnya, boleh banget ke sini haha.

3. Es Gandhoel

IMG_20160727_162415_HDR

Selanjutnya ada es gandhoel. Es ini termasuk es zaman dahulu, saya temukan di pasar kangen. Harganya cukup terjangkau, yaitu 5.000 rupiah. Es ini dibuat dengan cara yang cukup unik (zaman dahulu banget). Pecahan es batu dipadatkan dengan 2 mangkuk, di mana di tengahnya diselipkan stik es krim. Kemudian ditambah sirup yang memiliki 3 warna, yaitu merah, kuning, hijau. Setelah itu ditambah susu kental manis. Kombinasi rasa yang manis dan segar untuk kondisi Yogyakarta yang panas terik.

4. Chockles

Chockles adalah es cokelat yang murah meriah, enak, dan segar yang harus dicoba di Yogyakarta. Memang banyak sekali yang menjual es cokelat di Yogyakarta, namun yang memikat saya adalah Chockles. Banyak franchise Chockles yang tersebar di Yogyakarta, antara lain di Babarsari, dan di sebelah timur Galeria Mall (samping Kay Ramen).

Menu yang ditawarkan antara lain:
Chockles Original – 5.000
Chockles Susu – 6.000
Chockles Kopi – 6.000
Chockles Klasik – 7.000

Untuk rasanya, oke banget teman-teman. Coklatnya terasa, dan menurut saya yang tinggal di Jakarta, es cokelat dengan harga 5.000 rupiah itu uda murah banget. Boleh banget deh dicoba minuman yang satu ini.

Sebenarnya masih banyak lagi makanan dan jajanan yang belum saya telusuri lebih lanjut di Yogyakarta. Hampir seluruhnya tergolong murah dan mengenyangkan! Empat makanan/minuman di atas hanya sebagian dari banyak sekali kuliner di Yogyakarta. Now it’s the time for you to explore a lot of food and drinks in Yogyakarta! hahaha

Salam, food explorer!

Uncategorized

Onagi – Around the World

Salam food explorer!

Halo semua, kali ini saya akan membahas kembali tentang Onagi rengginang. Setelah mengikuti bazaar yang diadakan oleh LSPR di Kuningan City 1-5 Juni 2016 lalu, Onagi sudah mulai dikenal oleh beberapa kalangan. Untuk melanjutkan promosinya, ada beberapa hal yang dilakukan oleh saya dan teman-teman selaku pembuat Onagi Rengginang, kami menyebutnya Pangan Nusantara Abadi.

Kami melakukan promosi lebih lanjut dengan bantuan media sosial, khususnya Instagram dan Line. Untuk Line, kami melakukan broadcast untuk pre order. Berikut adalah contoh broadcast pada Line Onagi Rengginang

lineonagi
Broadcast promosi Onagi

Tak cuma itu, promosi melalui Instagram kami lakukan baik dengan akun Onagi sendiri (@onagirengginang), maupun dari akun yang mereview makanan yang enak, yaitu @keluarmakan. Akun @keluarmakan sudah memiliki follower sebanyak lebih dari 35.000 pengguna Instagram. Beruntung bagi kami, produk kami bisa direview oleh mereka, di mana itu bisa membantu promosi produk Onagi. Berikut adalah review yang diberikan oleh @keluarmakan:

keluarmakan
Review yang diberikan akun @keluarmakan
igonagi
Instagram @onagirengginang

Beberapa konsumen yang suka dengan produk kami juga ikut membantu mempromosikan produk Onagi. Ada beberapa konsumen yang pergi ke luar negeri seperti Korea Selatan dan Singapura, dan melakukan foto Onagi di tempat wisata yang terkenal di negara tersebut. Konsumen tersebut juga turun memperkenalkan rengginang Onagi ke warga asing. Bangga? Ya, saya pribadi cukup senang karena produk Onagi, atau rengginang yang merupakan makanan khas Indonesia bisa dikenal oleh orang-orang luar negeri. Bukan melulu keuntungan uang yang didapat, melainkan lebih dari itu, produk Indonesia dikenal oleh masyarakat luar negeri, dan mereka menyukainya. Itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya sebagai warga Indonesia.

Saya tunjukkan beberapa foto yang dilakukan oleh konsumen yang pergi keluar negeri dan juga memperkenalkan produk Onagi ke orang asing.

singapur
Onagi di Patung Merlion, Singapura
foto-produk_5952
Onagi di depan Patung King Sejong The Great, Korea Selatan
foto-produk_5012
Onagi di depan Gerbang Gyeongbokgung Palace, Korea Selatan
foto produk_2304
Onagi diperkenalkan kepada orang bule di Korea Selatan (University of Science and Technology)

Senang sekali rasanya produk ini mulai dikenal, semoga ke depannya produk Onagi rengginang bisa semakin baik, dan tentu saja akan semakin banyak produk-produk pangan tradisional Indonesia yang dikembangkan dan diperkenalkan pada masyarakat. Proud to be Indonesian!!!

Uncategorized

Aset, Modal, dan Hutang, Apa Bedanya?

Salam food explorer!

Dalam berwirausaha, tentu kita sering mendengar istilah aset, modal, dan hutang. Sebenarnya apa pengertian dari masing-masing istilah ini? Inilah yang akan saya bahas saat ini.

questions-asset-manager

ASET
Aset merupakan segala sesuatu sumber daya yang kita kuasai. Yang perlu ditekankan di sini adalah “sumber daya yang kita kuasai”. Ada banyak sekali jenis atau macam-macam dari aset:

  1. Aset Tetap: aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Contohnya adalah gedung, bangunan, tanah, dll. Semua aset tetap ini memang digunakan agar proses kegiatan dalam perusahaan dapat berlangsung dengan baik.
  2. Aset Lancar: aset yang dapat digunakan dalam waktu yang cepat. Contohnya adalah uang, deposit, piutang, dan bisa jadi inventori seperti kursi, meja dll yang bisa dijual cepat dan menjadi uang.
  3. Aset Tidak Berwujud (intangible asset): aset yang memang tidak berwujud, seperti posisi, hak cipta, dll. yang dapat digunakan untuk memperoleh pendapatan. Contohnya adalah hak cipta, paten, merek dagang, frenchise, pengalaman, network, rahasia dagang, dll.

MODAL
Modal adalah harta sesungguhnya yang kita miliki. Modal dibagi menjadi 2, yaitu modal tetap (contohnya mobil, sepeda motor, dll) dan modal lancar (uang, cek, deposito).

HUTANG
Hutang adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan (baik berupa uang, maupun barang atau jasa) pada suatu periode tertentu. Hutang dibagi menjadi 2, yaitu hutang jangka panjang, dan hutang jangka pendek.

Ada sebuah persamaan yang menjelaskan hubungan antara modal, aset dan hutang, yaitu

ASET = MODAL + HUTANG

Inilah yang menjadi dasar perhitungan suatu perusahaan. Setiap tahun, perhitungan mengenai aset, hutang, dan modal ini dilakukan. Pada akhir tahun akan ada keuntungan. Keuntungan atau laba ini bisa dijadikan modal tambahan untuk tahun berikutnya, maka disebut laba yang ditahan. Akan tetapi kalau ternyata keuntungan atau laba akhir tahun ini dibagikan ke pemilik perusahaan, maka istilahnya adalah deviden. Ada beberapa perhitungan yang perlu diketahui:

Pendapatan- biaya = Laba/Rugi

Laba(atau Rugi) – Pajak = Laba bersih

Laba bersih – deviden = Laba yang ditahan

Modal + laba yang ditahan = Modal baru atau Kas

Jadi inilah yang menjadi prinsip perhitungan modal, hutang, dan aset dalam sebuah perusahaan. Ditunggu ya post-post selanjutnya!

 

Uncategorized

Onagi Mengejar SP-PIRT – Part 5

Salam food explorer!

Hari ini, tepat hari Senin, 11 Juli 2016, saya mengajukan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mendapatkan SP-PIRT produk rengginang Onagi. Dinkes Tangsel baru saja buka setelah libur lebaran yang berlangsung sejak 4 Juli 2016 sampai 10 Juli 2016. Pagi-pagi sekitar pukul 09.30 WIB saya berangkat dari rumah ke Dinkes Tangsel yang berlokasi di Rawabuntu. Saat datang, kantor Dinkes masih sepi, mungkin karena baru saja lebaran dan beberapa pegawai masih mengambil cuti.

Sesampainya di sana, saya langsung dibantu oleh satpam untuk mengumpulkan berkas-berkas yang sudah dipersiapkan. Ya, pelayanannya cukup cepat, hanya menunggu sekitar 5 menit, saya dipanggil oleh Bapak Iwan (bagian Kesehatan Lingkungan) yang sudah menerima berkas saya. Saya tinggal menjelaskan bagaimana saya mengumpulkan berkas itu dan juga menjelaskan sedikit tentang produk yang saya buat, yaitu Rengginang Onagi.

Biayanya gratis teman-teman. Jadi tidak perlu membawa uang untuk mengajukan SP-PIRT apabila semua persyaratan sudah dipenuhi. Tinggal dikumpul saja, dan saya kemudian mendapatkan Tanda Terima Persyaratan SP-PIRT. Tanda terima dapat dilihat pada gambar berikut:

Tanda Terima Persyaratan SPPIRT
Tanda Terima Persyaratan SP-PIRT

Tinggal ditandatangan, dan selesai sudah. Lalu apa yang akan dilakukan selanjutnya? Jadi Dinkes Tangsel nantinya akan menghubungi pemilik/penanggung jawab produk pangan tersebut dan akan mengadakan inspeksi ke lokasi produksi. Apabila inspeksi sudah dilakukan, maka SP-PIRT akan keluar secepatnya.

Penasaran bagaimana cerita selanjutnya? Ditunggu yaaa!

Uncategorized

Onagi Mengejar SP-PIRT – Part 4

Salam food explorer!

Onagi maju 1 langkah lagi untuk mendapatkan SP-PIRT!

Kali ini saya akan membahas tentang Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan atau yang sering disebut dengan sertifikat PKP. Jadi apa sih sertifikat PKP ini? Kalau teman-teman sudah membaca Onagi Mengejar SP-PIRT – Part 1 kalian akan melihat salah satu syaratnya adalah fotokopi Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan.

Penyuluhan keamanan pangan (PKP) ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus dilakukan oleh pelaku usaha, khususnya industri rumah tangga. Penyuluhan dapat dilakukan semua daerah di Indonesia. Kebetulan kali ini penyuluhan diadakan di Dinkes Kubu Raya, Kalimantan Barat. Tujuan diadakannya PKP ini adalah agar pelaku usaha dapat menerapkan sanitasi dan keamanan pangan saat memproduksi produknya di industri rumah tangga. Dalam pelaksanaannya, pembicara menyampaikan beberapa hal mengenai bagaimana menjaga kebersihan di tempat produksi, bangunan, suplai air bersih, alat-alat produksi, dll. Informasi mengenai label pangan, pengendalian proses, penyimpanan produk, pelatihan karyawan, dll. juga disampaikan di sini. Untuk biaya, hal ini tergantung dari Dinkes-nya. Kalau ada dana dari pemerintah, pelaku usaha tidak perlu membayar. Akan tetapi kalau tidak ada biaya dari pemerintah, maka pelaku usaha diwajibkan membayar sesuai yang diminta oleh dinas kesehatan setempat.

PKP berlangsung selama kurang lebih 2 hari, di mana hari pertama merupakan seminar materi, dan hari kedua adalah mini workshop. Pelaku usaha yang ikut melaksanakan PKP selama 2 hari tersebut akan mendapatkan sertifikat PKP, contohnya adalah sebagai berikut:

Sertifikat PKP-001

Beberapa informasi yang ingin saya sampaikan mengenai PKP ini adalah

  1. Tidak boleh ada hewan apapun seperti kucing, anjing, kecoa, tikus, kutu, dll. di sekitar tempat produksi karena berpeluang menimbulkan penyakit atau menjadi sumber hama.
  2. Peraturan mengenai label pangan mengikuti PP no.69 tahunn 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
  3. Jika ternyata produk hasil produksi mengandung bahaya, perlu dilakukan tindakan koreksi seperti menarik produk dari pasar, menghentikan produksi, atau memusnahkan produk tersebut jika memang membahayakan.

Sekian informasi dari saya tentang Sertifikat PKP. Semoga bermanfaat bagi kalian yang cukup bingung tentang apa itu Sertifikat PKP.

Ditunggu ya informasi selanjutnya, sampai jumpa!

Uncategorized

Manager dan Leader

Salam food explorer!

Karena sudah terlalu sering membahas tentang PIRT dan Rengginang Onagi, kali ini kita bergeser ke hal lain yuk! Saya akan membahas sesuatu yang masih berhubungan dengan pangan, khususnya perindustrian, dan lebih khususnya lagi adalah industri pangan. Dalam sebuah industri dibutuhkan seorang pemimpin bukan? Peran pemimpin di sini sangatlah penting untuk menentukan nasib perusahaan yang dipimpinnya. Ada bermacam-macam jabatan, mulai dari karyawan sampai menjadi CEO. Kali ini saya akan membahas sebuah jabatan yang mayoritas orang ingin mencapai jabatan tersebut, yaitu MANAGER.

Peran manager itu apa saja?
Peran utama menjadi sebuah manager adalah pengambilan keputusan. Hal inilah yang menjadikan jabatan sebagai manager sulit didapatkan. Apabila salah mengambil keputusan, dapat berakibat fatal bagi perusahaannya.

Selanjutnya adalah sebagai juru bicara. Juru bicara di sini dibagi menjadi dua, yaitu juru bicara ke dalam (internal) yang artinya mewakili atasannya berbicara kepada bawahan atau karyawannya,  dan juga juru bicara keluar (eksternal) mewakili divisinya.

Seorang manager pun bisa menjadi seorang negosiator. Dalam kenyataannya, manager harus pintar bernegosiasi misalnya dengan supplier atau dengan network atau jaringan lainnya.

Leader vs Manager

pushpull
Nah, ada pula istilah Leader. Apakah bedanya leader dengan manager?

Manager dipilih sebagai pemimpin, namun bukan berdasarkan pilihan bawahannya. Sementara leader, ia dipilih karena memang bawahannya memilih dia sebagai pemimpin.

Manager as a Leader

manager1
Lalu bagaimana dengan Manager as a Leader atau manager yang sekaligus sebagai leader? Manager dapat dikatakan seorang leader atau pemimpin harus mampu menggerakkan partisipasi bawahannya (manager yang partisipatif). Dia harus mampu untuk:

  1. Membawa bawahannya memiliki daya saing
  2. Memberdayakan karyawan-karyawannya. Kalau tidak diberdayakan maka tidak akan produktif
  3. Memecahkan masalah yang didapat (disturbance handler)

Terdapat dua pola kepemimpinan sebagai manager:

  1. Transaksional: menentukan target terlebih dahulu, dan harus diselesaikan atau dicapai.
  2. Transformasional: meningkatkan target capaian (motivasional), memotivasi karyawan untuk meningkatkan target

Jenis kekuasaan pada leader/manager:

  1. Legitimate: memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan melakukan perencaraan
  2. Coersive: bersifat memaksa, agar tidak dipermainkan oleh bawahan
  3. Experties: karena sudah ahli atau berpengalaman. Semakin tinggi pangkat jabatan, managerial skillnya makin besar, dan technical skillnya sedikit saja cukup.
  4. Informasional: kemampuan dalam menjaring dan mengolah data. Seorang manager atau leader harus memiliki informasi yang cukup sebelum mengambil keputusan.
  5. Reward: kemampuan membayar/menggaji/menghargai
  6. Koneksi: manager atau leader harus memiliki koneksi yang baik. Akan tetapi kalau terlalu banyak koneksi pun tidak terlalu baik
  7. Acuan: bisa dijadikan contoh oleh bawahannya

Sekian bahasan saya tentang Manager dan Leader. Jadilah manager yang mampu memimpin bawahan dan perusahaan dengan baik. Good luck for you! Ditunggu ya post-post selanjutnya!